Namundi sisi lain, beberapa cara klasik menikmati musik justru kembali muncul, salah satunya dengan mendengarkan musik melalui lewat turntable dan piringan hitam. Tidak hanya musik-musik vintage yang dikemas dalam piringan hitam, beberapa musisi baru juga turut mengeluarkan album dalam versi piringan hitam, salah satunya Maliq n d'essential
Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Piringan Hitam, Daya Tarik Dan Bagaimana Tips Merawatnya Piringan hitam merupakan sebuah media yang berfungsi untuk penyimpanan suara analog yang terdiri dari piringan pipih dengan alur spiral tertulis dan termodulasi. Alat ini berbentuk pipih dan memiliki warna hitam, berisikan rekaman-rekaman suara analog yang berbentuk bentuk spiral dan termodulasi suatu proses pengubahan gelombang pendukung untuk menyampaikan bunyi. Piringan hitam dimulai sejak tahun 194Ukuran piringan hitam dapat dibedakan dengan menggunakan hitungan rpm atau rotation per minute, yang berarti setiap satu menit piringan hitam berputar, sebanyak angka yang akan menjadi ukurannya. Semakin besar diameter piringannya tersebut, maka akan semakin kecil ukuran untuk memutarnya. Piringan hitam dapat diputar atau dimainkan dengan beberapa alat, salah satunya yang cukup dikenal adalah phonograph. Cara kerja piringan hitam sama untuk semua alat pemutarnya, yaitu dengan menggunakan stylus yang memiliki bentuk seperti jarum dan letaknya berada di pinggiran piringan hitam. Stylus memiliki fungsi yaitu untuk mencatat simpangan gelombang suara yang direkam pada piringan hitam dan kemudian meneruskannya ke alat pengeras suara atau speaker. Jenis-Jenis Piringan Hitam Di Indonesia sendiri, piringan hitam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Vinyl dan Shellac, dimana masing-masing memiliki perbedaan yang terletak pada bahan pembuat dan alat pemutarnya. Berikut penjelasan perbedaan vinyl dan shellac Vinyl Piringan hitam jenis ini terbuat dari bahan yang sesuai dengan namanya yaitu polyvinyl chloride. Polyvinyl chloride merupakan bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kabel, mainan, furnitur, celana, jaket, dan berbagai produk yang berhubungan juga dengan kesehatan. Vinyl biasanya mempunyai diameter yang berkisar sekitar 7, 10, dan 12 inci. Ukuran tersebut dapat menentukan kecepatan dari vinyl saat diputar menggunakan record player ataupun turntable. Vinyl yang mempunyai ukuran 10-12 inci, biasanya diputar dengan kecepatan 33 ½ rpm, sedangkan vinyl berukuran 7 inci, diputar dengan kecepatan 45 rpm. Akan tetapi ada pengecualian, terdapat beberapa jenis rekaman vinyl baik 10 atau 12 inci yang diputar dengan kecepatan 45 rpm, dan umumnya vinyl seperti ini, dapat berisi 1-3 lagu bolak-balik pada setiap sisinya, atau dianggap single. Rekaman dari vinyl yang didengar dengan kecepatan 33 ½ rpm umumnya disebut Long Play LP. Sedangkan rekaman yang memiliki kecepatan 45 rpm, biasanya merupakan rekaman pendek atau biasa disebut dengan istilah Extended Play EP, atau terkadang dapat juga disebut single, di mana rekaman tersebut hanya dapat memuat 1-2 lagu di kedua sisinya. Shellac Shellac merupakan jenis piringan hitam yang terbuat dari sejenis bahan yang berasal dari air liur serangga yang hidup dan tumbuh di hutan-hutan wilayah India dan juga Thailand. Bahan tersebut umumnya digunakan sebagai bahan yang diperuntukan untuk membuat perhiasan, medali dan juga lainnya yang salah satunya termasuk rekaman shellac atau rekaman gramofon. Piringan hitam jenis shellac telah diproduksi jauh sebelum piringan hitam vinyl ada, yaitu sekitar tahun 1895 hingga sekitar tahun 1950-an. Shellac tidak dapat diputar atau dimainkan dengan menggunakan alat pemutar turntable yang biasa dapat digunakan untuk memutar vinyl. Rekaman shellac mempunyai kecepatan 78 rpm yang tidak dapat dimainkan atau diputar pada turntable standar. Apabila ada beberapa pemutar khusus yang bisa memutar atau memainkannya, suara yang dihasilkan pun tidak akan bagus. Shellac hanya khusus dapat diputar menggunakan alat gramofon atau phonograph. Shellac dengan kecepatan 78 rpm, biasanya memiliki diameter 10 inci. Terdapat juga shellac yang memiliki ukuran 7 dan 12 inci. Beberapa Hal Menarik Tentang Piringan Hitam Yang Berbeda Dengan Alat Pemutar Musik Lainnya Piringan hitam merupakan media musik pertama yang ada di dunia. Dahulu, seseorang agar dapat mendengarkan musik mau tidak mau harus datang ke sebuah acara atau datang ke tempat yang mempertontonkan live musik, seperti pada bar ataupun konser. Akan tetapi, semenjak ditemukan pada akhir tahun 1880an, musik akhirnya dapat didengarkan oleh orang-orang tanpa harus datang ke suatu acara. Hal ini dikarenakan, cukup dengan memutar atau memainkan piringan hitam di rumah, orang-orang sudah dapat mendengarkan musik yang bisa dibilang setara dengan yang dimainkan secara langsung. Thomas Alfa Edison dan Emile Berliner merupakan dua tokoh yang berpengaruh dalam menghadirkan piringan hitam ke dunia. Unik Salah satu hal yang yang terlintas apabila berbicara mengenai piringan hitam yaitu cara atau metode mendengarkan musik dengan unik. Maksud dari istilah unik disini adalah Anda mungkin akan memerlukan usaha yang sedikit lebih besar apabila ingin memutar atau memainkan sebuah musik. Selain hal tersebut, Anda juga akan membutuhkan alat pemutar piringan hitam yang biasa disebut dengan istilah turntable atau vinyl player. Hal-hal Inilah yang membuat piringan hitam menjadi lebih unik daripada pemutar musik lainnya. Mendengarkan piringan hitam dapat lebih meningkatkan selera musik. Terlepas dari perdebatan kualitas suara mana yang lebih enak didengar, piringan hitam mampu untuk meningkatkan selera musik seseorang. Tidak hanya sekedar mendengarkan saja, namun pengalaman-pengalaman seperti berburu piringan hitam yang sudah mulai langka dipasaran hingga mengutak-atik turntable, dapat membuat Anda lebih bisa menikmati musik dari piringan hitam. Selain itu, Anda juga dapat lebih merasakan nilai artwork yang terdapat dalam albumnya. Desain dan Gaya Dari beberapa alat pemutar musik yang ada, hanya piringan hitam yang mempunyai ukuran yang besar. Bukan hanya hal itu saja, umumnya desain packaging piringan hitam juga memiliki perbedaan dibandingkan dengan alat pemutar musik lainnya. Hal-hal Inilah yang membuat banyak orang sangat tertarik memiliki piringan hitam, baik untuk dimainkan atau sekedar dikoleksi. Meskipun piringan hitam sudah terkenal sejak dahulu, namun nyatanya sampai saat ini, masih terdapat banyak sekali musisi yang menjadikan piringan hitam sebagai merchandise untuk para fansnya. Piringan Hitam dapat membuat Anda untuk bernostalgia dengan orang-orang dari generasi terdahulu, termasuk orangtua. Memainkan dan mendengarkan piringan hitam tidak hanya membuat Anda agar bisa mengobrol dengan pencinta musik lainnya, akan tetapi juga dengan orangtua Anda. Pada masa muda orangtua zaman dulu, sebagian besar dari mereka pasti pernah mendengarkan piringan hitam dan hal itu dapat membuat mereka bernostalgia. Piringan hitam dapat menjadi jalan Anda dan orangtua untuk mengobrol mengenang masa muda mereka. Piringan Hitam bisa menjadi investasi besar untuk beberapa tahun ke depan. Piringan hitam diakui sebagai salah satu alat pemutar musik yang dapat bertahan paling tahan lama. Dengan melakukan perawatan yang benar, alat ini dapat bertahan lebih dari 25 tahun dengan kualitas suara yang masih sama seperti ketika pertama kali dibuka. Hal ini menjadikan piringan hitam sebagai sebuah investasi yang dapat Anda jual kembali setelah beberapa tahun kemudian. Beberapa Tips Dalam Merawat Piringan Hitam Menyimpan Piringan hitam dengan baik dan benar Simpanlah piringan hitam pada rak khusus dan disimpan dalam bentuk horizontal dan juga diperbolehkan untuk ditumpuk satu sama lain. Namun, sebaiknya jangan memaksakan penyimpanan piringan hitam jika sudah tidak muat lagi, karena hal tersebut dapat merusak art cover bagian depan. Simpan Piringan Hitam pada tempat yang sejuk Musuh utama piringan hitam adalah jamur yang secara garis besarnya terdapat pada ruangan-ruangan lembab. Apabila jamur tersebut terdapat pada piringan hitam, hal tersebut dapat membahayakan, karena bisa merusak piringan hitam tersebut sehingga kualitas pengalaman mendengarkan musik pun menjadi berkurang. Bersihkan dengan kain halus Apabila piringan hitam sudah terkena jamur, cara paling mudah untuk membersihkannya yaitu dengan menggunakan kain halus serta pembersih. Pastikan untuk membersihkan piringan hitam dengan kain halus agar bagian pentingnya tidak mudah tergores. Bersihkan Piringan Hitam sesuai dengan alur jarum jam Ketika membersihkan debu, kotoran, ataupun jamur yang menempel, pastikan membersihkanya searah jarum jam. Tujuannya melakukan hal ini untuk dapat menjaga kualitas suara dan juga kualitas piringan, sehingga tidak cacat atau lecet akibat kotoran yang menempel.
Rp350.000 Piringan hitam def leppard. Pesanggrahan, Jakarta Selatan Hari ini. Rp 250.000 Rak Wastafel Cuci Piring Warna Hitam. Cipayung, Jakarta Timur Hari ini. Rp 1.000.000 Vinyl/ piringan hitam black sabbath. Taman, Sidoarjo Kab. Kemarin. Rp 500.000 Vinyl/piringan hitam John lennon.imagine. Taman, Sidoarjo Kab.
Meskipun mendengarkan melalui streaming internet saat ini adalah cara paling populer untuk mendengarkan musik, kaset dan piringan hitam belakangan ini kembali mengalami peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan vinil mencapai sejak 2007. Pada 2018, 4 juta keping piringan hitam terjual di Inggris. Popularitas piringan hitam tidak menunjukkan tanda-tanda akan memudar. Artinya, produksi cakram yang tidak dapat didaur ulang akan semakin banyak. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Meskipun sampul album umumnya terbuat dari kardus daur ulang, piringan hitam pada awalnya terbuat dari lak sebelum digantikan dengan vinil, yang tidak dapat didaur ulang. Lak adalah resin alami yang dikeluarkan oleh serangga Kerria lacca betina, yang dikerok dari pepohonan untuk menghasilkan rekaman gramofon. Karena lak tidak berasal dari bahan baku fosil bahan kimia, seperti etilena, yang digunakan untuk membuat zat seperti plastik, jejak karbonnya lebih rendah daripada piringan hitam modern. Piringan hitam yang terbuat dari lak sifatnya rapuh dan rentan rusak, sehingga piringan hitam PVC dikembangkan karena bertahan lebih lama. Dalam kondisi ideal oksigen rendah, tidak berpindah tempat, PVC yang dibuang bisa memakan waktu berabad-abad untuk terurai. Namun, tempat pembuangan akhir memiliki tingkat keasaman tanah dan suhu yang bervariasi sehingga piringan hitam PVC yang dibuang di sana melepaskan plasticizer pelarut yang ditambahkan pada plastik untuk membuatnya lebih fleksibel dan tahan banting. Bahan kimia placticizer ini dapat bertahan lebih lama dari tempat pembuangan itu sendiri atau bisa mencemari lingkungan sekitar tempat pembuangan. Piringan hitam modern biasanya mengandung sekitar 135 gram bahan PVC dengan jejak karbon 0,5 kilogram kg CO₂ berdasarkan ukuran 3,4 kg CO₂ per 1 kg PVC. Penjualan 4,1 juta keping piringan hitam akan menghasilkan 1,9 ribu ton CO₂–tanpa memperhitungkan faktor transportasi dan pengemasan. Itu setara dengan jejak karbon hampir 400 orang per tahun. Di tahun 80-an, piringan hitam digantikan oleh CD, yang menjanjikan daya tahan dan kualitas suara yang lebih baik. CD terbuat dari polikarbonat berlapis dan aluminium, yang dampaknya terhadap lingkungan lebih sedikit daripada PVC, dan proses produksinya menggunakan bahan yang lebih sedikit dibanding piringan hitam. Namun, CD tidak dapat didaur ulang karena terbuat dari bahan campuran yang sulit untuk dipisahkan yang tidak ekonomis untuk didaur ulang. CD juga terbungkus sampul polikarbonat yang rapuh. Bahan ini tidak umum didaur ulang. Mereka juga tidak mudah dihancurkan, yang artinya CD akan akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Dengan berubahnya format musik dari masa ke masa–pertama piringan hitam, kemudian kaset, CD, dan sekarang layanan streaming–ada siklus limbah akibat penggantian teknologi. Kita tidak berpindah dari piringan hitam atau kaset ke CD atas pilihan sendiri–itu merupakan keputusan perusahaan pada saat itu. Walaupun CD berkualitas tinggi dapat bertahan selama 50 hingga 100 tahun dalam kondisi ideal, namun hal ini tidak berlaku untuk banyak CD murah berkualitas rendah. CD berkualitas rendah mudah rusak oleh paparan langsung sinar matahari dan panas, bengkok oleh suhu yang berubah dengan cepat, gravitasi, goresan, sidik jari dan noda–yang akhirnya mengakibatkan mereka dibuang. Dilema digital Teknologi digital saat ini memberikan kita kualitas musik terbaik tanpa kita harus menanggung risiko akibat kerusakan fisik dari kaset, piringan hitam atau CD. Musik mudah disalin dan diunggah, dan dapat disiarkan secara online tanpa harus mengunduh. Karena musik digital tidak berbentuk fisik secara nyata daripada vinil atau CD, seharusnya musik digital lebih ramah lingkungan bukan? Layanan musik _streaming_mungkin merupakan pilihan format musik yang paling tidak ramah lingkungan. lOvE lOvE/ Shutterstock Meskipun format baru ini tidak berbentuk fisik, tidak berarti mereka tidak memiliki dampak lingkungan. Fail elektronik yang kita unduh disimpan di server yang aktif dan didinginkan. Informasi tersebut kemudian diambil dan dikirim melalui jaringan melalui router dan wifi ke perangkat elektronik. Ini terjadi setiap kali kita memutar musik format digital yang ternyata membutuhkan energi. Piringan hitam sendiri setelah dibeli dapat diputar berulang-ulang tanpa menimbulkan dampak lingkungan. Namun, jika kita mendengarkan musik streaming yang berkualitas baik, kita menggunakan listrik kira-kira 107 kilowatt jam per tahun. Jadi, pilihan mana yang lebih hijau? Hal ini tergantung pada banyak hal, termasuk berapa kali Anda mendengarkan musik Anda. Jika Anda hanya mendengarkan lagu beberapa kali, maka streaming adalah pilihan terbaik. Jika Anda mendengarkan berulang kali, salinan fisik adalah yang terbaik; streaming sebuah album melalui internet lebih dari 27 kali kemungkinan akan menggunakan lebih banyak energi daripada yang diperlukan untuk memproduksi dan memproduksi CD yang sama. Jika Anda ingin mengurangi dampak pada lingkungan, piringan hitam antik bisa menjadi pilihan fisik yang bagus. Untuk musik online, penyimpanan di ponsel, komputer, atau jaringan lokal membuat data lebih dekat dengan pengguna akan mengurangi kebutuhan streaming dari jarak jauh yang membutuhkan energi lebih tinggi. Di dunia di mana semakin banyak hubungan ekonomi dan sosial kita terjadi secara online, piringan hitam dan format musik lama lainnya, melawan tren itu. Sebagai gantinya, kebangkitan format musik lama menunjukkan harapan yang kita miliki–untuk memiliki pengalaman yang bernilai. Format musik yang lama memiliki arti penting dan permanen yang melekat padanya sebagai milik pribadi yang tidak bisa dilakukan belanja virtual. Tampaknya apa pun formatnya, memiliki sendiri salinan musik favorit, dan memutarnya berulang-ulang, merupakan pilihan terbaik bagi lingkungan kita.
Misalnya diagram ini menggambarkan prinsip dasar di balik filter warna merah: Fakta bahwa bila nuansa warna merah difilter masuk melalui lensa kamera, light meter kamera kemudian akan menyesuaikan sendiri. Pada dasarnya bila mengekspos dengan filter warna merah hasil gambar hitam dan putih pada warna asli, biru, dan hijau cenderung menjadi gelap. Pembahasan mengenai mekanisme dan cara kerja piringan hitam memang merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Terlebih lagi jika pembahasan diarahkan terlebih dahulu mengenai sejarah dan perkembangan alat perekam suara. Pasti akan melahirkan produk pembahasan yang sangat menarik untuk diulas. Dari sisi sejarah, tentu semua orang tidak asing ketika mendengar istilah piring hitam. Kemudian orang mulai mengenal istilah kaset pita yang juga bisa menghasilkan produk suara. Anda pasti tidak asing dengan kedua media ini, yang bisa dijadikan sebagai penghasil zaman yang begitu pesat, cara kerja piringan hitam sudah tergantikan dengan alat-alat yang lain. Misalkan seperti piringan kaset dan flashdisk. Hal tersebut menunjukkan betapa dahsyatnya perkembangan teknologi dalam bidang musik. Oleh karena itu hal yang sangat menarik untuk dibahas yaitu kembali ke masa lalu. Yakni pembahasan tentang mekanisme piringan hitam sebagai media penghasil musik. Jadi orang zaman dahulu harus banyak berterima kasih kepada salah satu alat bawah ini terkait dengan cara kerja piringan hitam yang harus dijadikan sebagai pengetahuan baru. Beberapa hal yang terkait dengan hal tersebut adalah sebagai berikutProses Persiapan Awal Piringan hitam merupakan sarana penghasil suara dengan menggunakan jarum untuk menggores piringan. Alat kerja yang dibutuhkan adalah dengan menyediakan perangkat-perangkat yang dibutuhkan. Misalnya seperti, piringan hitam dan jarum penggores piringan yang akan menghasilkan suara. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan memasang piringan, dan membuat piringan berputar sehingga piringan tergores pada arus. Maka dengan begitu akan menghasilkan gelombang diafragma yang akan menghasilkan Kerja Piringan Dalam tahap kedua ini adalah mekanisme kerja piringan hitam yang sangat perlu diketahui. Mekanisme kerja yang dilakukan adalah piring hitam akan berputar pada tabung lilin dan akan menghasilkan suara. Dengan bantuan mikrofon dan pengeras suara, maka akan terdengar suara musik yang diinginkan. Jadi kandungan pita magnetis berjalan, maka piringan hitam akan bergerak dan tergores jarum. Maka dengan otomatis, akan tercipta audio dari pita suara Akhir Proses terakhir adalah mekanisme perputaran piringan hitam dan menghasilkan suara yang bisa Anda dengarkan. Jadi ini merupakan cara kerja piringan hitam terakhir yang bisa dilakukan. Hingga sampai lagu yang didengarkan habis, maka alat pemutar lagu klasik ini bisa kerja piringan hitam bisa dipahami dengan jelas setelah Anda memiliki media ini dan mencobanya. Prinsip kerja alat ini adalah bertujuan untuk menghasilkan gelombang suara dari hasil goresan jarum. Alat ini merupakan media perekaman lagu pada awal kemunculan alat rekam. Akan tetapi hingga sekarang perkembangan media perekam sudah semakin maju. Misalnya seperti perkembangan piringan kaset yang berbentuk lebih kecil dan praktis. Tujuannyaagar lagu yang diputar masih bisa dinikmati tanpa adanya kendala. Jika salah dalam cara merawat piringan hitam, justru akan berpengaruh besar terhadap kualitas lagu yang diputar. Dilansir dari Liputan6.com, berikut ini kami telah rangkum untuk Anda 6 cara merawat piringan hitam agar terjaga keawetannya.
Jakarta Perkembangan teknologi dewasa ini memberi berbagai kemudahan bagi manusia. Kehadiran smartphone dan berbagai aplikasi di dalamnya dapat memberi kemudahan terutama untuk menikmati berbagai koleksi lagu. Tapi, seiring berjalannya waktu dan tren yang sedang berkembang, menikmati lagu dengan piringan hitam atau vinyl menjadi salah satu pilihan menarik. Saat ini piringan hitam tersebut juga semakin digandrungi anak muda, tentunya selain kaset pita yang juga sedang ramai diperbincangkan oleh anak muda. Kembalinya tren untuk koleksi piringan hitam, sudah sewajibnya sejalan dengan pengetahuan bagaimana cara merawat piringan hitam yang tepat. Mengapa penting memahami bagaimana cara merawat piringan hitam? Sebab piringan hitam merupakan barang yang sangat rentan terhadap kerusakan. Selain itu, piringan hitam juga rata-rata sudah berumur puluhan tahun. Pria Ini Temukan Piringan Hitam Terkubur di Rumahnya, Lagunya Bikin Penasaran Piringan Hitam dan Gramofon Kembali Menginvasi Dunia Musik Piringan Hitam Gold Edition NOAH Terjual ke Raffi Ahmad Rp 260 Juta Dengan usia rata-rat piringan hitam yang sudah cukup tua tersebut, penting untuk dipahami cara merawat piringan hitam yang tepat. Tujuannya agar lagu yang diputar masih bisa dinikmati tanpa adanya kendala. Jika salah dalam cara merawat piringan hitam, justru akan berpengaruh besar terhadap kualitas lagu yang diputar. Diluar tujuan cara merawat piringan hitam agar menjaga kualitas suaranya, saat ini pringan hitam juga sudah menjadi sebuah kolekasi yang beberapa di antaranya bahkan bisa memiliki harga yang sangat mahal, terutama jika itu piringan hitam milik musisi-musisi terkenal. Nah, maka dari itu untuk membahas cara merawat piringan hitam yang tepat secara lebih dalam, di bawah ini telah merangkum dari berbagai sumber, bagaimana cara merawat piringan hitam yang tepat dan penting untuk diperhatikan seksama, Rabu 23/9/2020.1. Bersihkan dengan kain lembutPiringan hitam Photo by Jack Hamilton on UnsplashCara merawat piringan hitam yang pertama, dengan membersihkan piringan hitam menggunakan kain lembut. Cara ini juga efektif untuk membersihkan jamur yang mungkin hinggap di piringan hitam. Selain itu, penggunaan kain lembut ini berfungsi untuk mencegah timbulnya goresan pada permukaan piringan hitam. Sebab goresan-goresan yang terlalu berlebihan pada piringan hitam cukup berbahaya dan bisa memengaruhi kualitas dari lagu yang terdapat di dalam piringan hitam tersebut. Selain hanya menggunakan kain yang lembut, Anda bisa membasahi kain tresebut dengan sedikit air, agar debu yang menempel dapat hilang. Atau, Anda bisa juga menggunakan bantuan dari cairan pembersih piringan hitam yang banyak dijual di pasaran, dan bisa juga membuat cairan pembersih piringan hitam sendiri dengan bahan campuran yang terdiri dari air putih, alkohol isopropyl, dan beberapa tetes deterjen. Tapi pastikan deterjen yang digunakan tidak memiliki kandungan pewarna atau Hati-hati saat memegangPiringan hitam Photo by Priscilla Du Preez on UnsplashCara merawat piringan hitam selanjutnya dengan berhati-hati saat sedang memegang piringan hitam tersebut. Hal ini untuk menjaga piringan hitam agar tetap bersih. Usahakan untuk memegang sebagian kecil area fisiknya saja ketika ingin memutarnya. Bagian yang bisa dipegang adalah area pinggirnya saja atau bagian dalam yang ditempel sengan label. Dengan menyentuh piringan hitam sedikit, maka akan berguna untuk mencegah piringan hitam terkena minyak atau debu yang biasanya terdapat di jari-jari tangan. Selain itu, Anda bisa juga menggunakan bantuan sarung tangan kain yang bersih untuk memegang piringan hitam tersebut agar terhindar dari kotoran yang bisa Simpan di rak khususPiringan hitam Photo by Mitchel Lensink on UnsplashSelanjutnya, Anda bisa menyediakan rak khusus untuk menyimpan piringan hitam kesayangan. Sadar atau tidak, cara ini akan sangat berguna untuk memberikan rongga antar piringan. Di sisi lain sirkulasi udara pada piringan hitam dapat terjaga dan akan menghindarkan piringan hitam dari jamur. Dari sisi keamanan juga jadi lebih terjamin, mengingat jika diletakkan di sembarang tempat akan berpotensi rusak atau patah karena terinjak atau Simpan di tempat sejukPiringan hitam Photo by Priscilla Du Preez on UnsplashHinggapnya jamur pada piringan hitam memang sangat tinggi potensinya. Itulah mengapa udara lembap menjadi salah satu musuh utama piringan hitam. Sebab udara lembap dapat menimbulkan jamur menempel di piringan hitam dan bisa merusak fisik dari piringan hitam yang Anda miliki. Maka dari itu, pastikan ketika akan menyimpan piringan hitam dalam waktu lama, atau hanya sekadar memiliki piringan hitam dan akan memajangnya, usahakan hindari tempat-tempat yang lembap. Letakkan piringan hitam di lokasi yang sejuk dan Tambahkan silica gelPiringan hitam Photo by Clem Onojeghuo on UnsplashJika Anda merasa tidak yakin dengan kondisi tempat penyimpanan piringan hitam, maka sangat disarankan untuk menambahkan silica gel yang diletakkan di sekitar piringan hitam. Cara ini berfungsi untuk mencegah timbulnya kelembapan yang berlebihan. Sebab silica gel akan menyerap udara lembap dan bisa menekan risiko tumbuhnya Perhatikan cara memutarnyaPiringan hitam Photo by Steve Harvey on UnsplashKetika mendengarkan piringan hitram, saat ingin memasangnya pastikan tangan benar-benar stabil dan pasang piringan hitam secara perlahan. Cara merawat piringan hitam ini sangat penting jika ingin memutar piringan hitam dengan turntable manual yang menggunakan jarum di atas piringan hitam. Sebab, jika tidak hati-hati akan menggores piringan hitam secara tidak sengaja. Sedangkan saat akan mengangkatnya, tunggu terlebih dahulu sampai piringan hitamnya benar-benar berhenti. Kemudian baru angkat jarum untuk mengurangi risiko timbulnya goresan yang parah di piringan hitam tersebut.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Piringanhitam memiliki tiga ukuran, yaitu 78 rpm, 45 rpm, 33 1/3 rpm. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph. Cara kerja dari sebuah piringan hitam sama dengan alat pemutarnya, yaitu menggunakan stylus yang memiliki bentuk seperti jarum yang terletak pada pinggiran piringan hitam.
Teknik Perekaman Piringan Hitam Perekaman sinyal audio pada piringan hitam atau vinyl merupakan metode rekaman yang paling tua. Prinsip yang digunakan adalah bahwa gelombang suara dapat menyebabkan sebuah diafragma yang membawa sebuah jarum, untuk menggores jalur berbentuk gelombang dalam bahan lunak. Pada teknik rekaman yang paling tua, piringan tergores secara sederhana dengan cara berbicara ke dalam sebuah diafragma yang terpasang pada sebuah jarum yang menggores jalur dalam tabung lilin berputar. Sejak saat itu menjadi sejarah perekaman dan sampai sekarang cara dan prinsipnya tetap sama, yaitu menggunakan gelombang suara untuk menyebabkan jalur tergores dalam bentuk gelombang suara pada bahan yang termasuk lunak, dan dapat diproduksi dalam bentuk piringan dalam jumlah besar dengan cetakan. Pada masa sekarang, cara perekaman piringan hitam merupakan suatu gabungan yang sangat rumit dari teknik-teknik listrik dan mekanik. Suara dari sejumlah mikropon digabungkan, dipadukan dan direkam pada pita magnetis. Selanjutnya pita magnetis dimainkan kembali, dan setelah penguatan, gelombang listrik terakhir digunakan untuk menjalankan perangkat penggores dari sebuah alat bubut perekam. Ini terdiri dari sebuah pesawat putar piringan hitam yang sangat rumit dengan konstruksi yang baik, dan penggores yang terdiri dari sebuah pena stylus yang dijalankan oleh getaran elektromagnetis yang serupa dengan mekanisme pengeras suara yang dijalankan oleh gelombang listrik dari penguat. Dimensi Jalur Perekaman Kecepatan berputar dari piringan hitam adalah 33 1/3 RPM. Sehingga pada Long Play kira-kira 12,7 cm 5 inchi dari pusat piringan, kecepatan rata-rata pada bagian ini adalah kira-kira 4,5 cm/detik. Untuk merekam sebuah gelombang 20 Hz pada perioda 1/20 detik, dalam waktu tersebut, piringan bergerak 2,25 mm, sehingga diperlukan 2,25 mm panjang jalur untuk merekam satu gelombang sempurna 20 Hz. Di satu sisi, untuk merekam gelombang dengan frekuensi 20 kHz pada piringan hitam, memerlukan sebuah jarak jalur yang hanya sepanjang 0,0025 mm, suatu jarak yang luar biasa pendek untuk menghasilkan sebuah goresan sempurna. Itulah sebabnya mengapa kondisi rekaman Long-play demikian pentingnya, termasuk pencetakan dan pengemasan Long-play sedemikian kritisnya terhadap mutu rekaman. Tetapi teknik rekayasa modern telah cukup baik untuk melakukan hal ini, bahkan sudah mampu menggores piringan hitam dengan sempurna pada frekuensi gelombang 60 kHz atau lebih dan sudah mampu memproduksinya. Setelah piringan induk digores pada pesawat bubut penggores, dan telah diperiksa dengan teliti sekali, lalu dilapisi secara elektronik. Dengan cara ini didapatkan copy/salinan logam yang sama dengan aslinya, tetapi salinan yang negatif, dengan punggung bukit yang sesuai dengan jalur-jalur. Semua proses harus dikerjakan dengan sangat teliti bila diinginkan hasil yang bermutu tinggi. Kesalahan yang paling kecil saat merekam pada piringan hitam akan mengakibatkan kerusakan pada jalur-jalur yang halus dan akan menyebabkan reproduksi suara berisik yang penuh bunyi garukan, desah dan dehem yang tidak pernah ada pada rekaman aslinya. Sesuai dengan namanya, perangkat perekaman penggores digerakkan secara teratur melintasi piringan oleh sebuah mekanisme pesawat jalur-ulir yang hampir serupa dengan pesawat penggores ulir yang digunakan dalam sebuah rancangan alat bubut. Apabila tidak ada isyarat listrik, gerakan ulir menjamin penggoresan jalur spiral, dimulai dari pinggiran piringan dan berakhir dekat pusat dan memakan waktu kira-kira 20 – 30 menit untuk satu goresan yang sempurna dalam “Long-play” yang paling modern. Bila perangkat penggores digerakkan oleh isyarat listrik, pena akan bergetar dari sisi ke sisi, dalam gerakan yang rumit, sehingga jalur tergores dalam bentuk gelombang. Dari Berbagai Sumber Oleh Karel Foto Istimewa DCDC MUSIC CHART - 4th Week Of May 2023 time 2 weeks ago icon/eye 190 comment 0 Load More spinner
Bacajuga: Marshall JCM 2555X Silver Jubilee. Jika Superfriends mau mencetak piringan hitam menggunakan alat ini, caranya mudah: siapkan file audio digital, aplikasi The Phonocut dan atur durasi lagunya sesuai ukuran vinyl. Masing-masing sisinya mampu memuat audio berdurasi sekitar 10 sampai 15 menit. Setelah itu, colok kabel audio seperti jack Perkembangan teknologi saat ini memberikan berbagai kemudahan bagi para penggunanya. Seperti kecanggihan smartphone dengan berbagai fitur dan aplikasinya semakin membuka akses tanpa batas dalam menikmati berbagai musik. Namun, seiring berjalannya tren yang bergulir, ternyata menikmati alunan lagu dengan piringan hitam Vinyl masih bisa menjadi pilihan yang menarik dan memiliki nilai tersendiri bagi penggemarnya. Tanpa batasan umur, piringan hitam juga semakin digemari anak muda di tengah rilisan fisik berupa kaset pita dan CD. Kembalinya tren mengoleksi piringan hitam, sudah sewajibnya sejalan dengan pengetahuan bagaimana cara merawat piringan hitam yang baik dan benar. Mengapa penting memahami bagaimana cara merawat piringan hitam? Sebab piringan hitam merupakan barang yang sangat rentan terhadap kerusakan. Hal ini penting untuk dipahami dengan tujuan agar lagu yang diputar masih bisa dinikmati tanpa kendala. Jika salah dalam cara merawat piringan hitam, justru akan berpengaruh besar terhadap kualitas lagu yang diputar. Diluar tujuan cara merawat piringan hitam agar menjaga kualitas suaranya, saat ini pringan hitam juga sudah menjadi sebuah kolekasi yang beberapa di antaranya bahkan bisa memiliki harga yang sangat mahal, terutama jika itu piringan hitam milik musisi-musisi terkenal. Merangkum dari berbagai sumber, bagaimana cara merawat piringan hitam yang tepat? 1. Bersihkan dengan kain yang berbahan halus dan lembut Membersihkan piringan hitam harus menggunakan kain halus dan lembut. Unsplash/Priscilla du Preez Bersihkan piringan hitam menggunakan kain halus atau lembut. Cara ini juga efektif untuk membersihkan jamur yang mungkin terdapat di piringan hitam. Selain itu, penggunaan kain lembut ini berfungsi untuk mencegah timbulnya goresan pada permukaan piringan hitam. Sebab goresan-goresan yang terlalu berlebihan pada piringan hitam cukup mengganggu dan bisa memengaruhi kualitas dari lagu yang terdapat di dalam piringan hitam tersebut. Selain hanya menggunakan kain yang lembut, Anda bisa membasahi kain tresebut dengan sedikit air, agar debu yang menempel dapat hilang. Baca Juga Aplikasi Streaming Musik Selain Spotify yang Bisa Kamu Coba Atau bisa menggunakan bantuan dari cairan pembersih piringan hitam yang banyak dijual di pasaran, dan bisa juga membuat cairan pembersih piringan hitam sendiri dengan bahan campuran yang terdiri dari air putih, alkohol isopropyl, dan beberapa tetes deterjen. Tapi pastikan deterjen yang digunakan tidak memiliki kandungan pewarna atau pewangi. 2. Jangan sembarang memegang piringan hitam Peganglah piringan hitam pada sisi luarnya. Unsplash/Emily Rudolph Berhati-hati saat memegang piringan hitam, hal ini untuk menjaga piringan hitam agar tetap bersih dan tidak meninggalkan noda. Usahakan memegang area pinggirnya saja atau bagian dalam yang ditempel dengan label yang berada di tengah piringan hitam. Selain itu, bisa juga menggunakan bantuan sarung tangan kain yang bersih untuk memegang piringan hitam tersebut agar terhindar dari kotoran yang bisa menempel. 3. Simpan di rak khusus Rak khusus piringan hitam dinilai lebih aman karena ukurannya yang sudah sesuai. Unsplash/Jurian Kersten Sediakan rak khusus untuk menyimpan piringan hitam. Sadar atau tidak, cara ini akan sangat berguna untuk memberikan rongga antar piringan. Di sisi lain sirkulasi udara pada piringan hitam dapat terjaga dan akan menghindarkan piringan hitam dari lembab, debu dan jamur. Tentunya untuk menghindari rusak atau patah karena terinjak atau tertekan secara tidak sengaja. Baca Juga 5 Genre Musik yang Paling Digemari Generasi Milenial 4. Simpan di tempat sejuk Jangan menyimpan piringan hitam di tempat yang tersinari matahari langsung. Unsplash/Dane Deaner Piringan hitam sangat rentan dihinggapi jamur. Itulah mengapa udara lembap menjadi salah satu musuh utama piringan hitam. Maka dari itu, pastikan ketika akan menyimpan piringan hitam dalam waktu lama, atau hanya sekadar memiliki piringan hitam dan akan memajangnya, usahakan hindari tempat-tempat yang lembap. Letakkan piringan hitam di lokasi yang sejuk dan kering. 5. Sisipkan silica gel Silica gel bisa mengurangi risiko tumbuhnya jamur pada piringan hitam. Foto Istimewa Perhatikan kondisi tempat penyimpanan piringan hitam, maka sangat disarankan untuk menambahkan silica gel yang diletakkan di sekitar piringan hitam. Cara ini berfungsi untuk mencegah timbulnya kelembapan yang berlebihan. Sebab silica gel akan menyerap udara lembap dan bisa menekan risiko tumbuhnya jamur. Baca Juga Alunan Musik yang Buat Kamu Makin Produktif 6. Pastikan memutar piringan hitam dengan benar Pastikan memutar piringan hitam dengan benar agar jarum turntable manual tidak merusak piringan hitam. Unsplash/Eric Murray Saat ingin memasang piringan hitam ke turntable pastikan tangan benar-benar stabil dan pasang piringan hitam secara perlahan. Cara merawat piringan hitam ini sangat penting jika ingin memutar piringan hitam dengan turntable manual yang menggunakan jarum di atas piringan hitam. Sebab, jika tidak hati-hati akan menggores piringan hitam secara tidak sengaja. Sedangkan saat akan mengangkatnya, tunggu terlebih dahulu sampai piringan hitamnya benar-benar berhenti. Kemudian baru angkat jarum untuk mengurangi risiko timbulnya goresan di piringan hitam tersebut. Perbedaanpiringan hitam dan colored vinyl records (Foto: rarerecords.net) Produksi rekaman vinyl telah berjalan jauh sejak 1920-an. Sebagian besar vinyl berwarna modern setara dengan piringan hitam. Tentu, ada pengecualian untuk aturan tersebut. Dan, ya, colored vinyl masih cenderung bermasalah, setidaknya mengenai daya tahan pemutaran. Pada zaman digital seperti ini, mendengarkan musik bisa di mana saja dan kapan saja. Namun, tahukah kamu bahwa sebelum meluasnya aplikasi streaming lagu dan lain-lainnya, para pecinta musik menggunakan piringan hitam untuk mendengarkan lagu. Ada beberapa jenis piringan hitam di Indonesia yaitu Vinyl dan Shellac. Lalu apa perbedaan mendengarkan musik melalui Vinyl daripada Tape Recorder, MP3 Player dan aplikasi streaming lagu pada zaman sekarang? Piringan Hitam, Cara Lain Mendengarkan Musik Meskipun piringan hitam termasuk cara pada zaman dahulu untuk mendengarkan musik, tetapi sampai dengan saat ini, pemutar musik yang satu ini masih terus populer keberadaannya. Lalu apa kelebihannya daripada alat pemutar musik fisik lainnya? 1. Unik Satu hal yang bisa kita katakan jika berbicara mengenai Vinyl atau Shellac adalah cara atau metode mendengarkan musik dengan unik. Maksud unik disini adalah kamu mungkin memerlukan effort yang sedikit lebih besar jika ingin memutar sebuah musik. Selain itu, kamu mungkin akan membutuhkan alat pemutar piringan hitam yang biasa dikenal dengan nama Turntable atau Vinyl Player. Inilah yang membuat Vinyl dan Shellac menjadi lebih unik daripada lainnya. 2. Memiliki Kualitas yang Lebih Bagus Tahukah kamu bahwa pada zaman dahulu, mendengarkan musik menggunakan Vinyl dapat memberikan kualitas suara yang lebih bagus daripada perangkat musik lainnya. Piringan hitam atau yang lebih spesifiknya Vinyl adalah format lossless. Sejak awal Vinyl memang terancang secara khusus dan berisi semua detail yang seniman dan musisi inginkan. Maka dari itu, inilah alasan mengapa Vinyl memiliki kualitas yang lebih bagus dari segi suara. 3. Desain dan Gaya Sadarkah kamu bahwa beberapa alat pemutar musik fisik, hanya piringan hitam yang memiliki ukuran yang besar. Bukan hanya itu saja, biasanya desain packaging Vinyl juga beda daripada lainnya. Inilah yang membuat banyak orang tertarik memiliki Vinyl setidaknya satu atau dua. Meskipun Vinyl sudah populer sejak zaman dahulu, tetapi nyatanya sampai dengan saat ini masih banyak sekali musisi yang menjadikan Vinyl sebagai merchandise kepada para fansnya. BACA JUGA 5 Manfaat Mendengarkan Musik Untuk Kesehatan Film Drama Musikal Disney Yang Masih Hits Sampai Sekarang Film Anak yang Akan Tayang Bulan Oktober di Bioskop 4. Memiliki Nilai yang Berharga Jika kamu merupakan salah satu dari banyak orang yang hobi mengoleksi piringan hitam, maka ini merupakan satu keuntungan bagi kamu. Vinyl memiliki nilai yang sangat berharga, bahkan tidak jarang bagi pengoleksi Vinyl yang akan membelinya dengan harga yang tinggi. Bukan hanya itu saja, apabila kamu memiliki sebuah Vinyl dari seorang musisi terhebat atau dalam edisi terbatas pada zaman dahulu, maka pengoleksi akan menawarkan harga yang cukup tinggi untuk menawar Vinyl yang kamu miliki tersebut. 21.1.1 Prinsip Kerja KWH Meter Analog. Meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar, demikian pula sebaliknya. Pada piringan KWH meter terdapat suatu garis penanda
Pada kesempatan ini kita akan membahas soal penemu piringan hitam yaitu Alexander Graham Bell. Alexander Graham Bell lahir di kota Edinburgh, wilayah Skotlandia di Inggris Raya pada 3 Maret 1847. Bell merupakan seorang ilmuwan yang berkebangsaan Amerika Serikat yang telah menemukan piringan hitam pada tahun 1926. Sebelum membahas lebih jauh tentang piringan hitam, kita akan membahas tentang perjalanan hidup Alexander Graham Bell terlebih dahulu. Setelah tidak mendapatkan pendidikan secara formal, Bell selanjutnya dididik oleh keluarganya dan sambil belajar sendiri menggunakan buku yang ia baca. Bell memiliki minat untuk membuat kembali suara vokal yang timbul secara wajar. Minat yang timbul pada Bell merupakan keturunan dari sang ayah, karena ayah Bell adalah seorang ahli dalam bidang fisiologi vokal, yang dapat memperbaiki pidato dan mengajar orang-orang tuna rungu atau tuli. Pada awalnya piringan hitam dibuat dari bahan kaca, karet dan plastik, namun yang paling terkenal adalah piringan hitam yang terbuat dari shellac, yaitu bahan kapas yang digunakan untuk membuat kertas manila. Karena mudah rusak, akhirnya menggunakan bahan yang lebih awet, yaitu plastik vinyl, sejenis dengan plastik polymer. Piringan hitam memiliki tiga ukuran, yaitu 78 rpm, 45 rpm, 33 1/3 rpm. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph. Cara kerja dari sebuah piringan hitam sama dengan alat pemutarnya, yaitu menggunakan stylus yang memiliki bentuk seperti jarum yang terletak pada pinggiran piringan hitam. Stylus tersebut berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang suara yang telah direkam di pinggiran piringan hitam, kemudian melanjutkannya ke pengeras suara. Dari bentuknya, piringan hitam terbilang besar dan sedikit berat, karena beratnya mencapai 90 sampai 200 gram sehingga merepotkan bila akan dibawa bepergian. Vinyl kerap disebut banyak disukai orang biasa hingga para musisi di tahun 1950 sampai 1970an, banyak yang merekam lagu-lagu mereka dengan menggunakan piringan hitam. Kelebihan dari piringan hitam adalah suara yang direkam akan terdengar lebih bagus dan tidak mudah rusak. Biasanya para musisi yang merekam menggunakan piringan hitam hanya merekan dua lagu saja, karena saat itu biaya merekam lagu sangatlah mahal. Pada tahun 1963, kaset tape sudah mulai dikenal namun tidak bias menandingi popularitas piringan hitam. Di dunia, piringan hitam mulai kalah pamor sejak adanya CD di awal tahun 1980. CD telah berhasil menyingkirkan pasaran piringan hitam, karena CD memiliki bentuk yang lebih kecil, praktis dan suara yang lebih jernih. Sedangkan di Indonesia, piringan hitam mulai digunakan sebagai alat perekam pada tahun 1957. Pada masa tersebut piringan hitam termasuk barang yang sangat mahal, ditambah lagi dengan alat pemutarnya, sehingga tidak semua orang dapat memilikinya. Hal tersebut membuat piringan hitam kurang terkenal di Indonesia. Hingga saat ini penjualan piringan hitam masih mengalami peningkatan, karena banyak musisi luar negeri yang merilis album barunya dengan format piringan hitam, karena suara yang keluar dari piringan hitam lebih jernih. Demikian ulasan singkat tentang penemu piringan hitam yaitu Alexander Graham Bell. Semoga semangatnya dapat membuat kita lebih bersemangat untuk menciptakan hal baru. Dari Berbagai Sumber Oleh Karel Foto Istimewa DCDC MUSIC CHART - 4th Week Of May 2023 time 2 weeks ago icon/eye 190 comment 0
PIRINGANHITAM / VINYL JIMI HENDRIX - AXIS: BOLD AS LOVE Rp375.000 1. Deskripsi Ulasan Diskusi PIRINGAN HITAM / VINYL OST. LA LA LAND (SCORE) Tracklist . A1 La La Land Cast â Another Day Of Sun. A2 Emma Stone (2), Callie Hernandez, Sonoya Mizuno, Jessica Rothe â Someone In The Crowd

Last updated Des 18, 2020 Pengertian Piringan Hitam Piringan hitam merupakan suatu benda yang paling banyak digunakan untuk menyimpan atau merekam suara kemudian dapat diputar kembali dengan menggunakan alat yang bernama Gramofon. Dalam kamus KBBI, piringan hitam disebut juga sebagai pelat gramofon. Piringan hitam paling banyak digunakan untuk mendengarkan musik pada tahun 1900-an sebelum ditemukannya kaset, pemutar CD Compact Disk dan kemudian Mp3 yang paling banyak digunakan sekarang ini. Sekarang ini piringan hitam sudah jarang digunakan untuk merekam atau memutar suara, kebanyakan orang lebih banyak memilih menggunakan mp3 untuk merekam atau mendengarkan suara/lagu kareena sifatnya yang praktis dan efisien. Piringan hitam saat ini lebih banyak dijadikan koleksi bagi orang orang yang menyukai musik musik tempo dulu. Namun piringan hitam merupakan cikal bakal dari penemuan penemuan selanjutnya seperti Kaset, CD Compact Disk hingga teknologi Mp3. Penemu piringan hitam yaitu Alexander Graham Bell yang lahir di kota Edinburgh, wilayah Skotlandia di Inggris Raya pada 3 Maret 1847. Bell merupakan seorang ilmuwan yang berkebangsaan Amerika Serikat yang telah menemukan piringan hitam pada tahun 1926 sebelumnya banyak juga yang mengenal Alexander Graham Bell sebagai penemu dari Telepon tetapi bukan dia sebenarnya yang menemukan telepon tetapi Antonio Meucci. Kembali ke topik, sebelum membahas lebih jauh tentang piringan hitam, kita akan membahas tentang perjalanan hidup Alexander Graham Bell terlebih dahulu. Setelah tidak mendapatkan pendidikan secara formal, Bell selanjutnya di didik oleh keluarganya dan sambil belajar sendiri menggunakan buku yang ia baca. Bell memiliki minat untuk membuat kembali suara vocal yang timbul secara wajar. Minat yang timbul pada Bell merupakan keturunan dari sang ayah, karena ayah Bell adalah seorang ahli dalam bidang fisiologi vocal, yang dapat memperbaiki pidato dan mengajar orang-orang tuna rungu atau tuli. Sejarah Penemuan Piringan Hitam Pada awalnya piringan hitam dibuat dari bahan kaca, karet dan plastik, namun yang paling terkenal adalah piringan hitam yang terbuat dari shellac, yaitu bahan kapas yang digunakan untuk membuat kertas manila. Karena mudah rusak, akhirnya menggunakan bahan yang lebih awet, yaitu plastik vinyl, sejenis dengan plastik polymer. Piringan hitam memiliki tiga ukuran, yaitu 78 rpm, 45 rpm, 33 1/3 rpm. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph. Cara kerja dari sebuah piringan hitam sama dengan alat pemutarnya, yaitu menggunakan stylus yang memiliki bentuk seperti jarum yang terletak pada pinggiran piringan hitam. Stylus tersebut berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang suara yang telah di rekam di pinggiran piringan hitam, kemudian melanjutkannya ke pengeras suara. Dari bentuknya, piringan hitam terbilang besar dan sedikit berat, karena beratnya mencapai 90 sampai 200 gram sehingga merepotkan bila akan dibawa bepergian. Piringan hitam banyak disukai orang biasa hingga para musisi di tahun 1950 sampai 1970an, banyak yang merekam lagu-lagu mereka dengan menggunakan piringan hitam. Kelebihan dari piringan hitam adalah suara yang direkam akan terdengar lebih bagus dan tidak mudah rusak. Biasanya para musisi yang merekam menggunakan piringan hitam hanya merekan dua lagu saja, karena saat itu biaya merekam lagu sangatlah mahal. Pada tahun 1963, kaset tape sudah mulai dikenal namun tidak bias menandingi popularitas piringan hitam. Di dunia, piringan hitam mulai kalah pamor sejak adanya CD di awal tahun 1980. CD telah berhasil menyingkirkan pasaran piringan hitam, karena Cd memiliki bentuk yang lebih kecil, praktis dan suara yang lebih jernih. Sedangkan di Indonesia, piringan hitam mulai digunakan sebagai alat perekam pada tahun 1957. Pada masa tersebut piringan hitam termasuk barang yang sangat mahal, ditambah lagi dengan alat pemutarnya, sehingga tidak semua orang dapat memilikinya. Hal tersebut membuat piringan hitam kurang terkenal di Indonesia. Hingga saat ini penjualan piringan hitam masih mengalami peningkatan, karena banyak musisi luar negeri yang merilis album barunya dengan format piringan hitam, karena suara yang keluar dari piringan hitam lebih jernih. Demikian ulasan singkat tentang penemu piringan hitam yaitu Alexander Graham Bell. Semoga semangatnya dapat membuat kita lebih bersemangat untuk menciptakan hal baru.

.
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/120
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/14
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/468
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/496
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/332
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/12
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/151
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/166
  • cara kerja piringan hitam