komunikasi(communication), kognisi (cognition), dan budaya (culture). Pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan genre pedagogi. Model. pembelajaran bahasa berbasis genre mencakup empat prosedur utama, yaitu. sebagai berikut. 1. Penentuan konteks teks dan membangun pengetahuan tentang teks yang. akan dipelajari.

Jakarta - Teks editorial adalah artikel atau teks dalam suatu media, bisa surat kabar atau media online. Isi teks editorial yakni pendapat dari pimpinan dan redaktur media tersebut tentang suatu masalah yang sedang menjadi perbincangan atau teks editorial, informasi yang terdapat di dalamnya berupa fakta dan dalam teks berita, tidak diperbolehkan adanya opini. Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Sedangkan opini adalah gagasan atau pendapat atas fakta yang dan manfaat teks editorial adalah mengajak pembaca untuk ikut memberikan pandangan terhadap isu yang sedang dibicarakan teks editorial, seperti dikutip dari Buku Explore Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas XII1. Menjelaskan berita dan akibatnya kepada masyarakat2. Mempersiapkan masyarakat akan adanya kemungkinan yang terjadi3. Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang Meneruskan penilaian moral tentang isu teks editorial, kita akan menemukan solusi yang diusulkan oleh penulis terhadap permasalahan atau isu yang sedang dibicarakan masyarakat saat itu. Dalam teks editorial kita juga akan menemukan kesimpulan terhadap isu yang dibahas dalam teks editorial yang kita akan mempelajari cara menganalisis struktur dan ciri kebahasaan dari teks Struktur Teks Editoriala. Pengenalan IsuPengenalan isu berupa sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. Pembaca akan disajikan peristiwa, persoalan aktual, dan fenomenal yang menjadi dasar Penyampaian ArgumentasiArgumentasi dapat berupa pernyataan, saran, atau anjuran dalam menyelesaikan permasalahan atau isu yang Ciri Kebahasaan Teks EditorialTeks editorial memiliki ciri kebahasaan yaknia. Kata Ganti TunjukKata ganti tunjuk merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau lainnya yang menjadi fokus Konjungsi KausalitasKonjungsi kausalitas misalnya sebab, karena, oleh karena itu, jika, dan Konjungsi PertentanganKonjungsi pertentangan digunakan agar masalah yang diangkat dalam editorial bersifat pro dan kontra. Yang termasuk konjungsi pertentangan yakni akan tetapi, namun, tetapi, walaupun, dan Kosakata PopulerKosakata populer oleh penulis atau redaktur dilakukan agar mudah dipahami Teks EditorialAda beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merancang teks Pilihlah Topik atau Isu yang DiangkatDalam memilih isu dipertimbangkan hal-hal seperti yang sedang Kumpulkan Argumentasi Pendukung untuk Memperkuat OpiniArgumentasi pendukung yang dikumpulkan berupa fakta-fakta yang terkait dengan topik yang Hubungkan Isu, Argumentasi, dan Opini dengan Gaya MediaKemudian kalian gabungkan isu, argumentasi, dan opini dengan gaya media yang bersangkutan. Diskusikan pula opini yang akan disampaikan dan solusi dalam teks itu, tulis kerangka teks editorial. Kerangka teks editorial merupakan struktur teks editorial yaitu tesis, penyampaian argumentasi, dan Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh terhadap Hasil TulisanBacalah kembali hasil tulisan agar tidak ada kesalahan ejaan. Teks editorial yang dibuat agar jangan menyerang pihak Teks EditorialBerikut Contoh teks editorial dari Sindonews dengan pengubahan dalam Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII oleh Tim Ganesha BencanaPeringatan dini dan antisipasi terhadap bencana di Indonesia masih belum maksimal. Indonesia pun kembali berduka. Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, telah menewaskan puluhan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, musibah tanah longsor telah menyebabkan jumlah kematian korban paling besar dibandingkan dengan bencana lain. Longsor adalah kejadian terpola yang dapat dikenali masyarakat awam sejauh mana peringatan dini bencana longsor ini disampaikan pemerintah atau instansi terkait pada masyarakat yang tinggal di desa-desa? Andaikan alarm peringatan dini itu menyala sepanjang waktu, tentu warga yang sedang tertidur lelap dapat tahu lebih dini sehingga menghindari daerah yang rawan longsor. Namun, bencana sering datang berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor selalu waspada, terutama saat musim hujan. Langkah jangka pendek ini harus itu, langkah jangka panjangnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB dan kementerian terkait bersama pemerintah daerah harus proaktif menyadarkan masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan. Masyarakat juga perlu dirangkul untuk tidak merusak ekosistem, menggunduli hutan, atau membuka lahan pertanian di wilayah hutan lindung dan artikel tentang teks editorial. Selamat belajar detikers! Simak Video "Putri Ariani Dapat Beasiswa ke The Juilliard School" [GambasVideo 20detik] nwy/erd

Harapannyapara pembaca atau pendengar tersebut ikut berpikir dan memberikan solusi terhadap peristiwa yang sedang banyak dibicarakan di tengah masyarakat. Dalam pengungkapannya, teks editorial harus dilengkapi dengan bukti, fakta serta alasan yang logis agar pembaca yakin dan bisa menerimanya. Dalam teks editorial juga terdapat argumentasi.
Pengertian Teks Editorial Teks editorial adalah artikel yang berada pada kolom dalam surat kabar yang berisi pendapat opini atau pandangan suatu media terhadap satu peristiwa berita yang bersifat aktual atau yang sedang hangat menjadi bahan perbincangan publik viral. Pendapat ini dapat berupa dukungan, pujian, kritikan, ataupun cemoohan yang menjadi sikap dari institusi media massa. Isu yang diangkat dapat berupa isu sosial, politik, budaya, ataupun ekonomi. Misalnya, saat ini yang menjadi perbincangan publik salah satunya mengenai kebijakan pemerintah dalam penanggulangan virus korona. Isu ini dapat diangkat dari berbagai perspektif Apakah isi teks editorial akan mendukung, mengkritik ataupun mencomooh, bergantung pada sikap institusi media massa. Opini yang disampaikan dalam teks editorial harus berlandaskan data-data yang faktual sehingga menghasilkan pendapat yang logis untuk menuntun pembaca agar bijak menyikapi suatu persoalan yang menyangkut kehidupan banyak orang. Ciri-Ciri Teks Editorial Teks editorial memiliki ciri-ciri, antara lain Topik yang diangkat dalam teks editorial berupa isu-isu yang tengah hangat diperbincangkan, baik isu sosial, politik, budaya, maupun ekonomi. Isu ini dapat berskala nasional, maupun internasional Opini yang disampaikan penulis dalam teks editorial bersifat sistematis dan logis. Artinya, penyampaiannya dari hal yang umum menuju khusus secara rapi dan berurutan. Kalimat-kalimat yang digunakan bersifat singkat, padat dan jelas. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya ruang yang tersedia pada kolom koran baik versi luring, maupun daring. Berisi opini yang dilandasi dengan fakta. Menurut pengertiannya, opini dapat dikatakan sebagai pendapat, pendirian, atau pikiran. Contohnya Penggunaan masker kain dengan berbagai motif dapat membantu kepercayaan diri individu dalam peranannya mematuhi protokol kesehatan. Sementara itu, fakta adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar terjadi. Contohnya Melalui Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesu, WHO resmi menetapkan virus korona sebagai virus pandemi global. Teks editorial tidak memuat nama penulis karena teks editorial merupakan pendapat redaksi, bukan dari individu sehingga tidak boleh menggunakan kata ganti saya. Teks editorial diawali dengan pemaparan umum atas isu yang tengah hangat diperbincangkan. Pemaparan ini akan dianalisis secara mendalam dengan persepsi tertentu hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Pemaparan yang dimaksud dapat berupa pentingnya masalah, pendapat redaksi terhadap masalah, kritik, saran, serta harapan penulis akan masalah. Selain itu, pada umumnya penulis juga memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dianalisis secara mendalam. Sumber gambar Struktur Teks Editorial Struktur teks editorial terdiri atas bagian-bagian, antara lain. Pernyataan pendapat tesis Pada bagian ini, penulis menyajikan pendapat atas permasalahan dari topik yang diangkat. Pendapat ini akan diperkuat dengan beberapa teori dan fakta. Selain itu, bagian ini juga bertujuan agar pembaca dapat berkonsentrasi untuk memahami atas permasalahan yang sedang dibahas. Di dalamnya, penulis juga memberikan pendapat yang berusaha agar pembaca dapat mengikuti arah berpikir penulis. Argumentasi Bagian ini adalah bagain yang paling utama dalam teks editorial karena menyajikan opini yang berlandaskan data dan fakta untuk memperkuat apa yang dinyatakan pada bagian pembuka. Pada umumnya, pendapat yang berseberangan dari pendapat penulis juga disajikan. Hal ini bertujuan agar dapat dibandingkan dan dikritisi sehingga pembaca akan menaruh keyakinan terhadap pendapat penulis. Selain itu, bagian ini juga memaparkan pendapat para ahli ataupun hasil penelitian dari berbagai macam sumber yang bertujuan untuk memperkuat argumen penulis. Penegasan Ulang Pendapat atau Reiterasi Bagian ini berisi pendapat yang ditegaskan kembali dengan didorong oleh fakta yang telah disampaikan pada bagian argumentasi. Penegasan ulang pendapat beradap pada bagian akhir dari teks editorial. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Kaidah kebahasaan teks editorial terdiri atas beberapa unsur, antara lain. Adverbia Adverbia atau kata keterangan digunakan dalam teks editorial dengan tujuan agar dapat mendapat keyakinan pembaca. Adverbia yang digunakan pada umumnya berupa adverbial kuantitatif, seperti biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagain besar, dsb. Averbia ini digunakan dengan tujuan mempertegas argumen penulis. Verba Material Verba material adalah salah satu jenis verba yang menyatakan siapa yang dibicarakan subjek melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan, ataupun aktivitas yang dapat dilihat. Penggunaan verba jenis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan penulis untuk memperkuat argumen adalah perihal fakta. Contohnya, menulis, menangkap, mengenakan, menyelenggarakan, dsb. Verba Mental Verba mental adalah salah satu jenis verba yang bermakna tanggapan atau reaksi dari suatu perbuatan, peristiwa, keadaan, ataupun keberadaan. Contohnya, menikmati, khawatir, mengamati, merasakan, dsb. Verba Relasional Verba ini berfungsi untuk mengubungkan antara subjek dengan pelengkap. Dengan begitu, struktur kalimatnya adalah Subjek + verba relasional + Misalnya, “Virus korona merupakan virus yang mematikan. Kata merupakan menjadi verba penghubungan antara subjek virus korona dan pelengkap virus yang mematikan. Contoh lainnya, Menteri Kesehatan memiliki tanggung jawab untuk menekan laju penyebaran virus korona. Konjungsi Konjungsi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menghubungkan baik antarkata, antarfrasa, maupun antarkalimat. Berdasarkan fungsinya, konjungsi terbagi menjadi tiga Konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi korelatif. Konjungsi intrakalimat, contohnya sedangkan, tetapi, melainkan, dsb. Konjungsi antarkalimat, contohnya akan tetapi, di samping itu, sementara itu, dsb. Konjungsi korelatif, contohnya tidak hanya berpasangan dengan tetapi juga, bukan berpasangan dengan melainkan, mulai dari berpasangan dengan hingga, dsb. Contoh Teks Editorial Singkat Pernyataan Umum/tesis Dapat diakatan, kesehatan merupakan suatu hal di hidup yang sangat langka. Berbagai ungkapan tentang kesehatan muncul, seperti “Jangan sakit kalau miskin”, yang berarti apapun yang berkaitan tentang kesehatan, mulai dari biaya dokter, hingga obat-obatan tergolng sangat mahal Hal ini, tentunya, bersifat ironi dengan penyataan bahwa sehat adalah nomor satu. Terlebih, investor saling bersaing untuk membangun Rumah Sakit Internasional RSI. Padahal, secara jelas, dapat dilihat dan dirasakan secara langsung bahwa RSI sarat akan biaya yang mahal, yang tentunya jauh dapat diakses oleh para masyarakat berekonomi kelas bawah atau yang dilbeli dengan istilah “KK Miskin”. Argumentasi Tidak dapat dimungkiri, persoalan-persoalan mengenai kesehatan masih menjadi PR utama di berbagai daerah, terutama di pedesaan. Tingginya tingkat kematian dan prevalensi penyebaran penyakit menular tataran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan struktural yang terjadi di dalam masyarakat. Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya, hal ini sudah sampai di telinga pemerintah dan pemerintah pun sudah sampai pada tahapan eksekusi program. Namun, seringkali program yang dieksekusi bersifat sporadis. Artinya, program pemerintah hanya aktif dalam peresmiannya, tetapi tidak berlanjut hingga pada pemantauan monitoring dan evaluasi sehingga tak jarang gagal di tengah perjalanan. Hal ini terjadi juga pada kondisi puskesmas sebagai pelayanan terpadu kesehatan masyarakat. Yang terjadi pada puskesmas bahwa ide program pelayanan terpadu kesehatan tidak mampu diimplementasikan, padahal visi-misi yang terkandung sudah sangat mulia, seperti tak jarang puskesmas hanya dijadikan rujukan saja. Hal ini membuat pemerintah harus mengembalikan fungsi puskesmas kembali seperti semula. Penegasan ulang reiterasi Pengembalian fungsi awal puskesmas menjadi kunci dari keberhasilan pemberdayaan puskesmas. Selain itu, koordinasi dari semua kalangan juga perlu mendapat perhatian utama. Keberhasilan ini tentunya akan membuat puskesmas menjadi sumber vital dalam menyehatkan masyarakat yang sesuai dengan ide awal yang cemerlang. Kontributor Adip Prasetyo, Alumni Sastra Indonesia FIB UI Materi lainnya Struktur Cerpen Majas Teks Eksposisi
Kebijakaneditorial: apakah itu melalui toko-toko buku, dijajakan secara langsung dari pintu ke pintu, lewat pos atau sistem langganan, atau secara terkontrol agar sesuatu yang hendak disampaikan pada acara tersebut bisa memperoleh publikasi positif yang maksimal dan dapat langsung dipublikasikan dalam waktu cepat. b.
- Teks editorial sering dijumpai dalam surat kabar, media daring, atau majalah. Jenis teks ini bersifat faktual dan aktual. Karena mengangkat isu terkini atau topik yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dari buku Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia Teori dan Aplikasi 2021 karya Dina Fitria Handayani, teks editorial adalah teks dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan sikap redaksi mengenai beberapa masalah yang terjadi. Editorial sering juga disebut teks opini. Adalah salah satu media atau wadah untuk mengemukakan pendapat atau menyampaikan pemikiran. Struktur teks editorial Menurut Taufiqur Rahman dalam buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan 2018, berikut ini merupakan struktur teks editorial, yaitu pernyataan pendapat tesis, argumentasi, dan pernyataan ulang pendapat. Berikut penjelasannya Pernyataan pendapat tesis Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, bagian pernyataan pendapat berisikan sudut pandang penulis mengenai permasalahan yang dibahas. Baca juga Teks Editorial Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan Biasanya tesis merupakan teori yang diperkuat dengan argumen. Argumentasi Adalah alasan atau bukti pendukung yang digunakan untuk memperkuat pernyataan umum, data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya. Pada dasarnya, bukti pendukung yang digunakan dalam teks editorial harus berupa fakta mengenai topik yang diangkat. Supaya memberi nilai obyektivitas pada hasil tulisan daripada sekadar opini. Dalam bagian argumentasi, penulis ingin berusaha meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikannya itu benar. Pernyataan ulang pendapat Struktur teks editorial ini memuat penegasan ulang pendapat yang didukung fakta untuk memperkuat atau menegaskan keseluruhan isi teks editorial. Bagian akhir teks editorial ini bertujuan untuk lebih meyakinkan pembaca mengenai pandangan atau pemikiran yang disampaikan juga Perbedaan Teks Editorial dan Teks Berita Contoh teks editorial Agar lebih mudah memahaminya, mari kita simak contoh teks editorial di bawah ini lengkap dengan strukturnya Contoh teks editorial tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan Pernyataan pendapat tesis Protokol kesehatan menjadi hal penting yang wajib diterapkan di masa pandemi saat ini. Penerapan protokol kesehatan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Mulai dari tidak memakai masker hingga tidak menjaga jarak. Akibatnya angka penularan Covid-19 terus meningkat. Di tengah situasi pandemi saat ini, protokol kesehatan menjadi kunci utama pencegahan penularan Covid-19. Argumentasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tak pernah berhenti mengajak masyarakat Indonesia untuk senantiasa menerapkan 5 M di masa pandemi Covid-19 saat ini. Baca juga Contoh Teks Editorial tentang Covid-19 Beserta Fakta dan Opininya 5 M itu adalah memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas. Sudah seharusnya protokol kesehatan diterapkan. Hal ini tidak hanya melindungi diri kita, lingkungan sekitar, tetapi turut meminimalisasi angka penularan virus Covid-19. Penegasan ulang pendapat Lebih baik kita berupaya melindungi orang yang kita sayangi dan menjaga kesehatan diri sendiri. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan di mana pun kita berada, terutama di tempat umum. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Bukubahasa Indonesia terbitan RISTEDIKTI khusus mahasiswa
Terdapat cukup banyak jenis teks yang umum kita baca sehari-hari. Namun, mungkin kita tidak menyadari perbedaan mendasar antara masing-masingnya. Misalnya, ketika membaca artikel berita pada surat kabar. Kemungkinan itu adalah teks editorial atau teks berita. Selain kedua jenis teks tersebut, masih ada beberapa jenis yang lain, antara lain teks normatif, teks laporan, teks narasi, hingga teks deskriptif. Pada artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang salah satu jenis teks tersebut. Mulai dari pengertian, tujuan, fungsi, ciri, hingga struktur, dan contohnya. Sehingga, akan lebih mudah mengenali dan membuatnya apabila diperlukan. Daftar ISIPengertian Teks EditorialTujuan Teks EditorialFungsi Teks Editorial1. Memberikan Gambaran yang Lebih Utuh2. Menggiring Opini3. Mengkritisi Sebuah Isu atau Peristiwa4. Mengusulkan SolusiCiri-Ciri Teks Editorial1. Membicarakan Isu dan Data2. Fokus pada Sudut Pandang Penulis3. Masuk Akal secara LogikaStruktur Teks Editorial1. Informasi Umum2. Argumen atau Komentar3. Penegasan dalam KesimpulanContoh Teks Editorial1. Contoh Informasi Umum2. Contoh Argumen pada Teks Editorial3. Contoh Penegasan pada Teks EditorialYuk, Mulai Menulis Teks! Pengertian Teks Editorial Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa ini adalah salah satu jenis teks yang umum termuat dalam surat kabar. Namun, jenis teks ini berbeda dengan teks berita pada umumnya. Teks berita memuat tentang ringkasan peristiwa tertentu. Sebagai contoh adalah berkaitan dengan sebuah bencana alam. Maka, teks berita akan memuat tentang lokasi kejadian, jumlah korban jiwa, hingga kerugian materil. Disisi lain, teks yang memuat tentang editorial akan memberikan tanggapan terhadap peristiwa tersebut. Teks ini berisikan tentang pendapat seseorang atau lembaga tertentu tentang suatu peristiwa atau isu yang sedang hangat di tengah masyarakat. Walau demikian, teks ini disusun berdasar data dan fakta di lapangan. Kembali pada contoh peristiwa bencana alam. Maka naskah editorial dapat berisikan pendapat tentang kesiapan pemerintah daerah untuk menangani peristiwa tersebut. Misalnya, apakah pemerintah daerah sudah cukup melakukan tindakan preventif untuk melindungi warganya. Contoh lain misalnya mengomentari prioritas penanggulangan bencana. Berdasar pengertiannya, kita dapat memahami bahwa tujuan teks ini adalah partisipasi aktif dari penulis teks terhadap isu atau peristiwa. Berbeda dengan teks berita yang hanya diterima secara pasif oleh pembaca atau penonton. Naskah editorial akan membuat suasana bermasyarakat lebih hidup dengan pemikiran-pemikiran yang aktif dan kritis. Keterbukaan terhadap sudut pandang yang baru akan membuat pemahaman lebih utuh dan mendalam mengenai suatu isu atau peristiwa. Teks semacam ini, apabila tersampaikan dengan baik, akan dapat memenuhi fungsinya dengan optimal. Teks ini setidaknya memiliki empat fungsi. Pertama, memberikan gambaran yang utuh mengenai sebuah isu. Kedua, dapat berfungsi untuk menggiring opini masyarakat. Ketiga, dapat berfungsi sebagai media untuk mengkritik suatu isu. Sedangkan yang keempat adalah sarana untuk mengusulkan solusi. Tentunya, solusi yang berpihak pada kemaslahatan umum. Fungsi Teks Editorial Berikut ini adalah beberapa fungsi naskah editorial yang penting untuk dipahami 1. Memberikan Gambaran yang Lebih Utuh Melalui naskah editorial, pembaca atau penonton akan mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang sebuah isu atau peristiwa. Sebab, orang yang menuangkan pendapat tentang sesuatu ke dalam teks, tentu akan menjelaskan dari sudut pandangnya. Dengan demikian, pembaca akan dapat melihat sebuah isu dari sudut pandang yang baru. Sehingga, akan memperoleh gambaran pemahaman yang lebih utuh untuk kemudian juga mampu berpendapat sendiri tentang isu tersebut. 2. Menggiring Opini Mirip dengan fungsi yang pertama, fungsi kedua teks jenis ini adalah untuk menggiring opini masyarakat. Melalui data-data yang disampaikan serta gagasan yang meyakinkan, teks ini dapat berfungsi untuk mengubah sudut pandang masyarakat. Sehingga, masyarakat kemudian setuju dan menganut pendapat dari penulis teks editorial tersebut. Hal semacam ini tentu dimungkinkan hanya jika penulis teks cukup jeli dalam menyusun argumen yang persuasif dan meyakinkan. 3. Mengkritisi Sebuah Isu atau Peristiwa Naskah ini juga berfungsi sebagai media atau sarana untuk berpikir kritis tentang isu yang sedang hangat di tengah masyarakat. Melalui teks semacam ini, masyarakat akan terdorong untuk berpikir kritis. Tidak hanya sekedar menerima informasi, namun juga mengeluarkan gagasannya sendiri. 4. Mengusulkan Solusi Fungsi ketiga adalah juga sebagai sarana untuk mengusulkan solusi. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa teks ini adalah komentar terhadap sebuah isu atau peristiwa. Komentar ini dapat berupa usulan solusi untuk menyelesaikan sebuah masalah yang sedang diperbincangkan tersebut. Ciri-Ciri Teks Editorial Agar semakin dapat mengenali teks jenis ini, berikut ini adalah 3 ciri utama yang pasti muncul pada sebuah naskah editorial 1. Membicarakan Isu dan Data Pertama, naskah jenis ini pasti membicarakan sebuah isu dan didukung dengan data-data yang lengkap dan detail. Misalnya, ada data waktu, jumlah, biaya, dan sebagainya. Sedangkan pemilihan topik umumnya adalah yang berkaitan dengan kemaslahatan umum. 2. Fokus pada Sudut Pandang Penulis Ciri kedua adalah bahwa naskah tersebut akan fokus pada sudut pandang penulis teks. Sebab, naskah ini adalah pendapat dari penulis terhadap isu tertentu. Maka, apa yang tertulis tentu adalah apa yang baik menurut penulis dengan didukung data-data yang ada. 3. Masuk Akal secara Logika Ciri berikutnya adalah bahwa teks tersebut pasti tersusun secara sistematis. Sehingga, pembaca akan lebih mudah meyakini bahwa opini pada teks tersebut adalah masuk akal secara logika. Struktur Teks Editorial Selanjutnya adalah struktur untuk sebuah naskah editorial. Sebuah naskah yang baik akan memenuhi fungsinya, apabila setidaknya tersusun berdasarkan struktur sederhana berikut ini 1. Informasi Umum Pertama, pembukaan teks ini adalah dengan informasi umum mengenai sebuah isu. Informasi umum ini tidak hanya menjelaskan tentang definisi-definisi terkait. Namun, juga memuat semua data dan fakta yang akan menjadi dasar argumentasi atau pendapat. Kembali pada contoh bencana alam di atas. Contoh data, misalnya pada tahun berapa saja kejadian serupa telah terjadi, seberapa parah kondisi pasca bencana, dan sebagainya. Semakin lengkap data, maka akan semakin baik untuk menunjang bagian selanjutnya. 2. Argumen atau Komentar Bagian kedua dari teks editorial adalah inti dari naskah tersebut, yaitu argumentasi. Bagian ini berisi gagasan-gagasan penulis teks tentang isu yang sedang hangat tersebut. Misalnya, sebagai penulis ia tidak menyetujui atau mengkritik sesuatu. Maka, ia akan menjelaskan ketidaksetujuannya tersebut dengan dukungan data-data yang ada pada bagian pertama tadi. Sebagai contoh, sebuah teks yang mengkritik lambatnya tindakan pemerintah dalam menangani sebuah bencana alam. Penulis berpendapat bahwa berkaca dari peristiwa yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya, semestinya dapat menjadi rujukan tindakan preventif agar bencana tidak melanda. Pada bagian ini juga umumnya penulis naskah akan memberikan usulan solusi terhadap permasalahan yang ada. Jadi, penulis tidak hanya menyampaikan kritik ketidaksetujuan tentang sesuatu. 3. Penegasan dalam Kesimpulan Bagian terakhir adalah penegasan argumen dari penulis naskah. Pada bagian terakhir ini, pada dasarnya tidak memuat hal baru. Namun, akan mengulang kalimat-kalimat penting yang menjadi inti pendapat si penulis. Bagian ini juga berfungsi sebagai kesimpulan dan penutup teks. Contoh Teks Editorial Berikut ini adalah contoh naskah editorial yang berkaitan dengan isu bencana alam. Naskah ini dapat menjadi rujukan untuk memahami tentang jenis teks yang satu ini. 1. Contoh Informasi Umum Tugas dan wewenang pemerintah daerah tertulis secara detail pada naskah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maupun peraturan pemerintah lainnya. Dimana, beberapa tugas utamanya adalah pelayanan umum terhadap masyarakat dan mengupayakan kesejahteraan masyarakat tersebut. Kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan kehidupan yang baik dan terlindung dari bencana. Walau, bencana adalah musibah yang diakibatkan oleh alam, tindakan-tindakan preventif pada dasarnya dapat dilakukan dengan optimal. Dengan demikian, menjadi jaminan terhadap kesejahteraan masyarakat. Pada sisi lain, salah satu daerah yang lokasi tidak terlalu jauh dari ibukota baru-baru ini mengalami bencana banjir. Tepatnya pada awal tahun 2023. Kerusakan yang terjadi, antara lain adalah rusaknya jembatan penghubung yang melumpuhkan akses pangan dan genangan pada rumah warga yang belum juga surut. Peristiwa ini serupa dengan kejadian pada musim hujan sebelumnya, yaitu pada awal tahun 2022, dimana jembatan penghubung desa juga rusak parah. Pemerintah daerah kemudian membangun jembatan darurat yang ternyata tak kuat menahan derasnya laju air pada awal tahun 2023. Sehingga, kerusakan berulang tak dapat terhindarkan. 2. Contoh Argumen pada Teks Editorial Penanganan yang sigap oleh pemerintah daerah terhadap musibah bencana yang menimpa oleh warga memang telah mewujud nyata. Namun, adanya kejadian berulang, agaknya membutuhkan pemikiran kritis untuk menyudahinya. Terutama, pada kejadian yang seolah telah terjadwal seperti banjir ini. Terjadwal dalam arti bahwa kemungkinan kejadiannya pada saat tingginya curah hujan yang telah terprediksi. Dengan demikian, artinya kejadian banjir pada dasarnya dapat dicegah atau paling tidak diminimalisir dampak buruknya. Tugas semacam ini tentu adalah bagian dari peran pemerintah daerah setempat. Apabila merujuk pada data geografis, nampak bahwa desa yang terdampak paling buruk ini memang berada pada titik yang rentan. Namun, masih ada celah bagi pemerintah daerah untuk berbuat lebih daripada membangun jembatan darurat yang kemudian akan rusak lagi pada tahun berikutnya. Melanjutkan kembali pembangunan waduk dan bendungan yang sempat terhenti pada tahun 2020 dapat menjadi alternatif untuk bertindak lebih jauh bagi kesejahteraan warga. Daya tampung waduk ini direncanakan dapat menampung kubik yang cukup besar hingga menahan derasnya air yang turun ke arah desa. 3. Contoh Penegasan pada Teks Editorial Kesejahteraan masyarakat perlu menjadi tujuan utama dalam setiap pelayanan pemerintah daerah terhadap warganya. Oleh sebab itu, pemikiran kritis untuk mencegah maupun meminimalisir dampak perlu menjadi agenda yang utama. Dalam hal ini, pemerintah daerah perlu melanjutkan pembangunan waduk, agar masyarakat terhindar dari musibah bencana yang semestinya dapat dicegah dengan optimal. Kemaslahatan masyarakat bergantung pada keputusan baik semacam ini. Demikianlah pembahasan lengkap mengenai naskah editorial yang mungkin sering kita temui sehari-hari. Teks jenis ini tak hanya berisi data dan fakta, melainkan juga argumentasi atau gagasan dari penulis. Untuk mengenali teks jenis ini, pembaca dapat mengamati beberapa ciri. Mulai dari membicarakan isu atau topik yang hangat di tengah masyarakat, fokus menggunakan sudut pandang penulis, dan sistematika yang masuk akal. Apabila tersusun dengan struktur yang baik dan tertulis dengan bahasa yang persuasif, teks ini tentu akan berfungsi optimal. Misalnya untuk memberikan gambaran yang mendalam, menggiring opini, mengkritisi, hingga menyampaikan solusi. Setelah memahami tentang teks editorial ini, maka saatnya untuk mulai menulis naskah sendiri. Selamat mulai menulis! Apayang dilakukan program tersebut hanyalah memungkinkan pengguna pada mesin yang sama dapat saling mengirim pesan atau sama lain. Pengguna dapat membuat dokumen teks yang kemudian akan dikirimkan ke dalam kotak surat pada mesin yang sama. Informasi yang disampaikan akan langsung direspon, ditambahi, dikoreksi dan diperkaya oleh Ilustrasi Teks Editorial, Foto Dok. ditemukan di surat kabar, apakah Anda familiar dengan istilah teks editorial? Teks editorial merupakan kolom yang berisi pendapat atau opini yang ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar. Biasanya teks editorial berisi pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang sedang menjadi perbincangan hangat saat surat kabar tersebut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, teks editorial diartikan sebagai suatu gagasan, ide, ataupun pendirian seseorang yang ditulis melalui kaidah kebahasaan teks opini. Meski berisi pendapat atau opini, teks editorial juga harus dilengkapi dengan bukti-bukti nyata dan argumentasi yang logis. Hal ini agar dapat memberikan wawasan bagi para Teks EditorialAgar lebih memahami lebih jauh mengenai teks editorial, berikut ciri-cirinya yang wajib kamu ketahui. Topik tulisan selalu hangat atau sedang berkembang dan dibicarakan masyarakat aktual dan sistematis dan sebuah pendapat atau opini yang bersifat untuk dibaca, karena ditulis dengan kalimat yang singkat, padat, dan Teks EditorialUntuk disebut sebagai teks editorial, terdapat 3 struktur yang harus dipenuhi. Simak uraiannya berikut pendapat tesis Adalah bagian yang berisi sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas. Biasanya berisi sebuah teori yang diperkuat dengan Adalah alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis. Biasanya berbentuk pertanyaan umum atau data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau ulang pendapat Adalah bagian yang berisi penegasan ulang pendapat, yang didukung oleh fakta di bagian argumentasi untuk memperkuat atau menegaskan. Biasanya berada di bagian akhir ulasan ringkas mengenai pengertian, ciri-ciri, serta struktur teks editorial. Semoga artikel ini dapat menambah wawasanmu! Selamateman Anda membacakannya, tutuplah buku Anda dan tulislah hal-hal penting yang disampaikan teman tersebut. Hadirin yang saya hormati, Pertama-tama, kita patut bersyukur ke hadirat Tuhan
Web server is down Error code 521 2023-06-13 141426 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6af09ede28b8fd • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Teksini memuat informasi terkini, sesuai dengan kebutuhan dengan masyarakat. Dengan kata lain, bersifat terbarukan dan tidak ketinggalan jaman. Kata informative merunut pada dukungan teori dan kajian ilmiah, yang semakin membukakan cakrawala atau perspektif dari pembaca. 4. Tidak Persuasif Teks eksplanasi jelas berbeda dengan teks editorial.
Pada artikel Bahasa Indonesia kelas 12 ini, kamu akan belajar tentang teks editorial, mulai dari pengertian, ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, hingga contohnya. Yuk, simak bersama! — Coba perhatikan di lingkungan sekitar kamu, atau mungkin ayah kamu deh. Apakah masih suka membaca koran di pagi hari sambil menikmati secangkir kopi hangat dengan pisang goreng? Membaca koran di pagi hari rasanya sudah tidak begitu lazim dilakukan ya teman-teman. Rata-rata sudah menggunakan koran digital web portal berita gitu deh. Tapi, bicara soal koran, tahukah kamu bahwa di dalam koran/portal berita itu, kadang ada bagian editorialnya lho. Yaps, teks editorial umumnya memang ada di sebuah koran sih. Kamu tahu ngga apa sih yang dimaksud dengan teks editorial? Pengertian Teks Editorial Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi dari redaksi terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu bisa meliputi masalah politik, masalah sosial, juga masalah ekonomi. Perlu kamu ingat ya, bahwa teks editorial itu berbeda dengan opini karena di dalam teks editorial berisi pendapat pribadi redaksi, bukan pendapat si penulis teks tersebut ya. Fungsi teks editorial adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Oleh karena itu, teks editorial bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca terkait suatu isu atau masalah yang terjadi di kehidupan. Bahkan, terkadang teks editorial mampu untuk menggerakkan pembaca untuk bertindak. Baca Juga Mengenal Teks Cerita Sejarah Pengertian, Struktur, Ciri, dan Contohnya Ciri-Ciri Teks Editorial Teks editorial memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain 1. Aktual dan faktual Teks harus mengangkat informasi yang tengah hangat diperbincangkan di masyarakat. Jangan lupa juga, informasinya tetap harus mengedepankan fakta yang terjadi ya. 2. Sistematis dan logis Penyusunan teks editorial harus tersistematis yang berarti harus memenuhi struktur dan kaidah kebahasaannya ya teman-teman. Teks juga harus logis, artinya masuk akal dan tidak imajinatif. 3. Argumentatif Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel ini, bahwa teks ini berisi pendapat pribadi dari redaksi. Artinya teks ini mengutarakan argumen-argumen yang ada dalam sudut pandang redaksi. Baca Juga Apa Itu Kalimat Efektif? Pahami Pengertian, Ciri-Ciri, Syarat, dan Contohnya Struktur Teks Editorial Struktur teks editorial terdiri dari 3 bagian, yaitu pernyataan pendapat tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Berikut uraian lengkapnya 1. Pernyataan pendapat tesis Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen. 2. Argumentasi Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya. 3. Penegasan Ulang Pendapat Reiteration Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Baca Juga Belajar Cara Menemukan Ide Pokok dalam Paragraf, Yuk! Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Selanjutnya, kaidah kebahasaan teks editorial terdiri dari adverbia, konjungsi, dan verba. Nah, verba pada teks editorial dibagi lagi menjadi verba material, verba relasional, dan verba mental. 1. Adverbia Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya yang sering muncul dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Contohnya seperti kata-kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagian besar waktu. 2. Konjungsi Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi antarkalimat, seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya. Baca Juga Pengertian dan Jenis-Jenis Konjungsi Antar Kalimat 3. Verba material Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contohnya membaca, menulis, dan memukul. 4. Verba relasional Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas pengertian A adalah B, dan milik mengandung pengertian A mempunyai B. 5. Verba mental Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi melihat, merasa, afeksi suka, khawatir dan kognisi berpikir, mengerti. Baca Juga Membahas Paragraf Pengertian, Jenis, Unsur, dan Syarat Cara Membuat Teks Editorial Nah, setelah tahu struktur dan kaidah kebahasaan, sekarang kalian juga harus belajar cara membuat teks editorial. Langkah-langkahnya, yaitu 1. Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin topik yang terbaru. 2. Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat. 3. Menyesuaikan topik dengan pembaca Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca. 4. Menyunting teks editorial Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca. Baca Juga Contoh-Contoh Teks Eksplanasi berdasarkan Strukturnya Contoh Teks Editorial Berikut ini beberapa contoh teks editorial yang bisa kamu jadikan referensi untuk belajar. Check it out! 1. Contoh Teks Editorial tentang Bank Sentral Menjunjung Independensi Bank Sentral Independensi Bank Indonesia BI ialah salah satu buah reformasi yang relatif paling terpelihara sampai hari ini. Meskipun dalam perjalanan waktunya ada beberapa skandal korupsi yang melibatkan pejabatnya, praktis BI mampu keluar dari stigma dan tabiat masa lalu yang memang jauh dari sifat independen. Reformasi mengubah posisi bank sentral menjadi lembaga yang sangat independen dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Independensi BI selama ini dibuktikan dengan kemampuannya menjaga jarak dengan kepentingan politik. Di era kini, bank sentral tidak lagi banyak dicampuri kepentingan politik praktis. Namun, kini mulai muncul lagi kekhawatiran tentang masa depan independensi BI. Pemicunya ialah isi draf Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan P2SK yang beredar belakangan ini. RUU P2SK ialah semacam omnibus law di sektor keuangan yang menghimpun regulasi-regulasi yang mengatur tata kelola sektor keuangan dalam satu gerbong UU yang komprehensif. Dari draf yang beredar, pada Bagian Kelima Bank Indonesia Pasal 47 poin 1 RUU P2SK hanya menyebutkan anggota Dewan Gubernur BI dilarang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan mana pun, juga dilarang merangkap jabatan di lembaga lain, kecuali karena kedudukannya mewajibkan menjabat. Tidak terdapat ketentuan larangan anggota Dewan Gubernur BI menjadi pengurus atau anggota partai politik. Artinya, RUU yang merupakan inisiatif DPR dan disahkan dalam rapat paripurna pada Selasa 20/9 itu secara tidak langsung membuka pintu bagi politikus atau anggota partai politik untuk menjabat Dewan Gubernur BI. Padahal, pada poin itulah sejatinya salah satu letak kekuatan independensi bank sentral. Ketika poin itu justru menciptakan celah, taruhannya ialah lunturnya independensi. Sesungguhnya, celah itu sudah terbuka di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang merupakan perubahan dari undang-undang sebelumnya, yakni UU Nomor 23/1999. Di beleid itu sudah tidak terdapat larangan anggota Dewan Gubernur BI menjadi pengurus atau anggota parpol. Beruntung, selama 18 tahun terakhir ini tidak ada parpol yang memanfaatkan celah tersebut dengan memasukkan kader-kader mereka ke jajaran Dewan Gubernur BI. Akan tetapi, kalau aturannya tetap dibiarkan seperti itu, siapa yang bisa menjamin di masa datang bank sentral akan tetap steril dari tangan-tangan parpol? Siapa dapat menggaransi BI tidak akan seperti Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang saat ini layaknya dikuasai’ parpol karena mayoritas pemimpinnya ialah politikus? Sungguh mencemaskan sekaligus mengerikan jika membayangkan hal itu terjadi. Kita tahu, Bank Indonesia tidak hanya sebuah lembaga penjaga stabilitas moneter, tetapi juga pengawal stabilitas sistem keuangan. Kepentingan yang dijunjung ialah kepentingan negara. Kebijakan moneter yang ditelurkan sangat sentral berpengaruh pada hidup matinya perekonomian suatu negara. Karena itu, tak terbayangkan jika kemudian BI dipimpin jajaran dewan gubernur dari kalangan politikus yang tentu saja sarat kepentingan politik golongan. Intervensi mungkin akan datang silih berganti. Objektivitas kebijakan moneternya juga patut dipertanyakan bila pengambil kebijakannya ialah orang-orang yang boleh jadi tak punya kompetensi, tak punya rekam jejak jelas di sektor keuangan, dan tak melewati seleksi yang superketat. Karena itu, demi menjaga wibawa dan independensi BI, juga demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga otoritas moneter itu, publik amat berharap RUU P2SK bisa mengembalikan spirit independensi bank sentral. Konkretnya, masukkan lagi pasal tentang larangan anggota Dewan Gubernur BI menjadi pengurus atau anggota parpol. Tutup celah kemungkinan BI dimanfaatkan secara politis dengan semena-mena. Teks dikutip dari dengan judul “Menjunjung Independensi Bank Sentral”. 2. Contoh Teks Editorial tentang Kasus Sambo Pembuktian Kejaksaan di Kasus Sambo Tongkat estafet keadilan untuk kasus penembakan Brigadir Yosua J kini telah berada di tangan Kejaksaan Agung Kejagung. Kemarin, Kejagung Republik Indonesia menyatakan bahwa berkas perkara para tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J telah lengkap atau P-21. Lima tersangka dalam kasus itu ialah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer E, Bripka Ricky Rizal RR, dan Kuat Ma’ruf. Mereka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana juncto Pasal 338 juncto 55 dan 56 KUHP dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun. Tidak hanya soal pembunuhan berencana, Kejagung menyatakan berkas perkara obstruction of justice atau perintangan penyidikan juga dinyatakan telah lengkap. Kejagung berencana menuntut dua perkara itu dalam satu surat dakwaan. Penuntutan dua perkara dalam satu dakwaan memang dapat membuat proses peradilan diharapkan lebih efektif dan cepat. Di sisi lain, ini jelas membuat kerja tim jaksa penuntut umum JPU semakin berat. Kejagung berkomitmen menuntaskan surat dakwaan dalam sepekan. Mereka pun telah menyiapkan sedikitnya 30 orang JPU untuk kasus ini. Demi mencegah masuk angin’, dikatakan pula, sarana komunikasi para jaksa akan disadap dan dimonitor. Tentunya, rencana itu pantas diapresiasi. Sebagaimana pula, kita juga patut mengapresiasi kerja Polri dalam penyidikan kasus ini yang berjalan hampir dua bulan. Memang, sejumlah proses dalam penyidikan itu menjadi tanda tanya besar, termasuk soal penggunaan poligraf atau alat pendeteksi kebohongan. Bukan saja keefektifannya dipertanyakan, karena tidak dipergunakan dalam proses peradilan negara-negara adidaya, melainkan pula soal pengungkapan hasil tes yang hanya dilakukan untuk beberapa tersangka. Kesangsian sejumlah pihak akan kecermatan dakwaan berikut tuntutan pidana nantinya juga dikaitkan dengan jasa’ Sambo di kasus kebakaran gedung Kejagung dua tahun lalu. Kasus yang dianggap janggal dan menyebabkan kerugian hingga Rp1,2 triliun itu hanya membuahkan tersangka yang kebanyakan kuli bangunan. Segala pertanyaan harus dijawab kejaksaan dalam kasus kali ini. Terlebih korps Adyaksa ini tengah berupaya keras memulihkan nama baik untuk menyelesaikan sejumlah kasus kakap korupsi yang mendapat sorotan publik. Dalam kasus Sambo, kejaksaan harus berupaya maksimal dalam membuat dakwaan secara sempurna agar tidak ada celah untuk meloloskan terdakwa tewasnya Brigadir J. Seperti Polri, Kejagung pun sesungguhnya sama-sama dalam ujian kepercayaan di mata publik. Teks dikutip dari dengan judul “Pembuktian Kejaksaan di Kasus Sambo”. Baca Juga Pengertian Frasa, Klausa & Kalimat beserta Contohnya Demikian penjelasan mengenai teks editorial yang ada di blog Ruangguru. Kita sudah belajar banyak mengenai pengertian, perbedaan teks editorial dengan opini, ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, langkah membuat, hingga contoh teks editorial. Kalau kamu ingin lebih paham tentang cara menulis teks editorial, kamu bisa belajar bareng Master Teacher yang berpengalaman hanya di ruangbelajar! Referensi Maryanto dkk. 2015. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Artikel ini telah diperbarui pada 7 Oktober 2022.
UUNomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional sebagai empat (4) kompetensi dasar yang harus dikuasai seorang guru. Hemat penulis, keempat kompetensi ini harus didukung dengan satu kompetensi penting lainnya, yaitu kompetensi digital.
Jakarta - Teks editorial biasa dijumpai dalam surat kabar atau majalah. Namun, masih banyak yang belum memahami apa itu teks editorial dan bagaimana dari buku 'Explore Bahasa Indonesia Jilid 3' terbitan Penerbit Duta, teks editorial adalah teks yang dijumpai dalam surat kabar atau majalah. Namun, penulisannya bisa beropini berbeda dengan teks berita yang tidak boleh beropini atau editorial juga dikenal sebagai tajuk rencana. Oleh redaksi media, masalah diulas dengan disertai tanggapan-tanggapan, berupa pujian, kritikan, sindiran, atau teks EditorialTujuan penulisan teks editorial untuk mengajak pembaca ikut berpikir, serta memberikan pandangan terhadap isu yang sedang dibicarakan masyarakat. Adapun, fungsi teks editorial sebagai berikut-Menjelaskan berita dan akibatnya kepada masyarakat-Mempersiapkan masyarakat akan adanya kemungkinan yang terjadi-Mengisi latar belakang dari siu dengan kenyataan sosial dan faktor yang memengaruhinya-Meneruskan penilaian moral tentang isu tersebutContoh teks editorial terbaruDemi Keadilan Akses PendidikanPenerapan aturan baru memang selalu menghadapi tantangan. Meski telah dirancang sematang mungkin, berbagai celah kelemahan bisa tetap ada saat penerapan. Namun, tidak jarang pula celah itu lebih disebabkan mental buruk. Ada saja kecurangan dibuat demi memenuhi syarat buruk itulah yang ditunjukkan banyak orangtua siswa dalam proses penerimaan peserta didik baru PPDB tahun ajaran 2018/2019. Demi lolos dalam PPDB yang menggunakan sistem zonasi, mereka pura-pura jadi miskin. Hal itu disebabkan sistem zonasi memang membuka kuota tertentu bagi siswa tidak mampu. Karena itu, seperti terjadi di Banyumas, Purwokerto, Semarang, dan berbagai daerah lain, tiba-tiba permohonan pembuatan surat keterangan tidak mampu SKTM melonjak. Bahkan ada sebuah sekolah yang seluruh pendaftarnya merupakan siswa celah aturan semata jelas tidak tepat sebab aturan tersebut bertujuan demi keadilan akses pendidikan. Sistem zonasi menjadi cara untuk menanggulangi budaya sekolah favorit yang sudah sangat lama terjadi. Selama ini, sekolah-sekolah favorit menjadi rebutan siswa dari berbagai wilayah. Kemudian dengan syarat seleksi yang lebih kepada nilai, sekolah mengutamakan keunggulan itulah yang lama-kelamaan membuat ironi akses pendidikan. Di suatu wilayah yang memiliki sekolah favorit, banyak pula anak yang lemah akademis bahkan putus sekolah. Anak-anak itu ialah anak-anak yang kalah bersaing dengan para siswa bernilai tinggi yang menyerbu ke daerah anak lokal yang lemah nilai itu tidak memiliki biaya untuk mengakses sekolah di lain wilayah, jadilah mereka benar-benar terbuang. Dalam kondisi itu, sekolah pun hanya melengkapi balada pendidikan. Kukuhnya gedung sekolah bukan cerminan kecerdasan warganya dan tentunya bukan pula wujud pemerataan pendidikan. Sekolah model itu hanyalah istana budaya ini ialah pembiaran penyakit sebab makin lama juga menimbulkan stigma di antara para pendidik. Tidak sedikit para guru yang bersaing demi mengajar di sekolah favorit. Mereka merasa lebih prestisius tanpa menyadari tugas sejati untuk menjadi pelita di mana pun berada. Oleh karena itu, tidak dapat diterima nurani dan logika adanya orang-orang yang berkeberatan dengan sistem zonasi. Terlebih para tokoh masyarakat yang hanya mengkritik dengan alasan tertindasnya hak orangtua dalam memilih sekolah. Pandangan seperti itu tak hanya dangkal, tetapi juga pandangan manja. Aturan zonasi yang diterapkan sejak tahun lalu sesungguhnya punya andil perbaikan yang besar. Sistem zonasi mensyaratkan penerimaan bukan pada nilai, melainkan tempat tinggal. Ada minimal kuota 20% bagi siswa tidak mampu. Setelah itu, barulah pertimbangan soal nilai. Demi keadilan akses pendidikan, sudah semestinya para orangtua yang curang ditindak tegas. Pihak sekolah harus mengecek kebenaran setiap SKTM dan segera mencabutnya jika terbukti tidak benar. Pencabutan status siswa yang telanjur diterima di sekolah harus dilaksanakan dan hak kursi harus dikembalikan kepada yang itu bertujuan menyadarkan para orangtua akan kesalahan mereka dalam mengkhianati semangat pendidikan itu sendiri. Pembiaran pihak sekolah terhadap kecurangan juga merupakan pemufakatan jahat. Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan, juga dinas pendidikan, harus memberi sanksi tegas kepada pengurus sekolah yang lalai dalam menegakkan aturan. Para pendidik pun semestinya membuang jauh kekhawatiran menurunnya kualitas sekolah jika mengutamakan siswa lokal dan kurang mampu. Pemikiran seperti itu hanya pantas dipunyai para pendidik sejati ialah mereka yang makin terpacu untuk melahirkan siswa-siswa berprestasi bagaimanapun latar belakangnya. Tidak hanya itu, kita juga meminta pemerintah bersikap tegas terhadap sekolah yang menerapkan pungutan dalam proses PPDB. Membiarkan, apalagi mengizinkan, pungutan hanya akan semakin melemahkan sistem zonasi dan membuat pemerataan akses pendidikan makin jauh dari Media Indonesia 11 Juli 2018Dari teks editorial di atas, dapat disimpulkan bahwa teks berisi celah kelemahan sistem zonasi dalam PPDB tahun 2018/2019. Celah itu disebabkan mental buruk yang melakukan kecurangan demi memenuhi syarat sistem zonasi. Agar lolos PPDB, mereka pura-pura menjadi miskin. Orang tua berbondong-bondong melakukan permohonan pembuatan SKTM. Dengan begitu, anak mereka dapat diterima di sekolah yang diinginkan melalui sistem detikers paham dari contoh teks editorial di atas, ya! Simak Video "Momen Jackson Wang Minta Belajar Bahasa Indonesia di Panggung HITC 2022" [GambasVideo 20detik] pay/lus Tekseditorial – Teks editorial atau yang bisa disebut dengan opini merupakan sebuah karya tulis yang mempresentasikan pendapat dari surat kabar mengenai suatu hal atau isu tertentu. Biasanya pendapat yang disampaikan adalah suara mayoritas. Misalnya seperti kelompok sebuah tim yang terdiri dari pemimpin dan editor pada surat kabar tersebut. Pengertian Teks Editorial 1. Dja’far H. Assegaff2. Kosasih3. Sumadiria 5. Fatima 6. Darmayanti Tujuan Teks Editorial Ciri-ciri Teks Editorial 1. Bersifat Faktual dan Aktual 2. Sistematis dan Logis 3. Argumentatif 4. Pemilihan Diksi Tepat, Singkat dan Lugas 5. Permasalahan yang Diangkat Skala Nasional 6. Bersifat subjektif Struktur Teks Editorial 1. Pertanyaan Pendapat 2. Argumentasi 3. Pernyataan Ulang Pendapat Tahapan Proses Menulis Teks Editorial1. Pencarian ide dan topik2. Seleksi dan penetapan topik3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis4. Proses pelaksanaan penulisanContoh Teks Editorial Teks Editorial. Pernahkah Anda mendengar tentang teks editorial? Bagi yang terjun di dunia jurnalistik. Pastinya sudah tidak asing lagi. Namun, bagi orang secara umum, saya yakin sebenarnya sudah sering menemukan teks editorial, hanya saja tidak tahu jika itu termasuk teks editorial. Membicarakan tentang teks editorial, ada beberapa ciri-ciri, tujuan dan pengertian. Penasaran seperti apa pembahasannya? Kita bisa simak ulasannya sebagai berikut. Pengertian Teks Editorial Pengertian teks editorial secara umum dapat diartikan sebagai tajuk rencana. Dimana tajuk rencana selalu ada di surat kabar. Teks editorial diletakan satu bagian dengan rubrik opini. Bedanya, jika opini bisa ditulis dari penulis luar redaksi, maka pada teks editorial adalah tanggapan langsung dari redaktur terkait dengan peristiwa yang terjadi yang bersifat aktual. 1. Dja’far H. Assegaff Menurut Dja’far H. Assegaff 1991 mendefinisikan teks editorial sebagai fakta dan opini singkat, namun tetap logis. Penulisan teks editorial itu sendiri ditulis bertujuan untuk mempersuasi dan memberikan wacana terhadap sebuah topic berita yang paling menonjol. Itu sebabnya editorial selalu diperhatikan oleh pembaca karena pembahasannya sesuai isu yang hangat terjadi. Terkait topic yang diangkat dalam editorial tentu saja beragam dan bervariasi. Topik bisa saja mengangkat masalah politik, humaniora, ekonomi dan apapun itu yang memang sedang terjadi di masyarakat. 2. Kosasih Menurut Kosasih 2014 285 teks editorial diartikan sebagai kolom di surat kabar yang memuat tanggapan terhadap peristiwa tertentu. Bentuk tanggapan yang dituliskan redaktur bisa berbentuk kritikan, dukungan, cemoohan dan pujian. Dimana editorial ini selalu hadir bersama berita yang akan diangkat dalam surat kabar tersebut. 3. Sumadiria Lain lagi dengan pendapat Sumadiria 20067 yang mendefinisikan teks ini sebagai opini yang berisi pendapat, atau bisa juga dimaknai sebagai sikap resmi institusi penerbitan atau media terkait personal aktual yang sedang terjadi dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula, teks jenis ini sebagai induk artikel, atau sebagai mahkota yang menggambarkan karakter dan identitas dari sebuah surat kabar dan majalah. 5. Fatima Mungkin ada yang bertanya tentang isi kandungannya, menurut Fatima 2016 7 teks jenis ini berisi pendapat yang tidak membahas sesuatu yang belum sepenuhnya terjadi. Jadi masih dalam bentuk perkiraan, analisa atau tanggapan terhadap tema tertentu. Dimana tajuk rencana ditulis berdasarkan selera pribadi redaktur yang tidak dilandasi fakta. 6. Darmayanti Darmayanti 2014 156 bahwasanya teks jenis ini lebih berbentuk argumentasi yang ditulis dengan menggunakan pola atau alasan-alasan yang disampaikan oleh penulisnya. Baca Juga 90+ Contoh Rumusan Masalah untuk Penelitian, Skripsi, dan Karya Ilmiah Tujuan Teks Editorial Ditinjau dari tujuan dari teks editorial, memiliki beberapa tujuan yang wajib Anda tahu. Apa saja? simak ulasannya berikut ini. Mempersuasi atau mengajak pembaca ikut merenung pada isu aktual yang sedang ramai diperbincangakan oleh masyarakat. Secara tidak langsung, redaktur memberikan pandangannya terhadap isu yang terjadi kepada disadari atau tidak, dari pandangan redaktur tersebut diharapkan mampu menggerakan pembaca tergerak, terlibat atau memahami lebih dekat terhadap issu yang sedang banyak dibicarakan. Penulisan editorial sebagai upaya memperjuangkan argument agar isu tersebut mendapatkan dari perspektif yang lain editorial bertujuan untuk memberikan gambaran singkat atau pemahaman singkat namun mendalam bagi pembaca yang masih tidak memahami issu aktual yang dihadapi di masyarakat. Editorial bertujuan untuk memberikan pemikiran atau mengajarkan problem solving. Itulah beberapa tujuan teks jenis ini. Semoga beberapa tujuan di atas sedikit memberikan pembahasan buat Anda dalam mencoba membuatnya. Baca Juga Teks Persuasi Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contoh Lengkap Ciri-ciri Teks Editorial Berdasarkan ciri-cirinya, teks editorial memiliki beberapa ciri, yang akan dibahas sebagai berikut. 1. Bersifat Faktual dan Aktual Dikatakan faktual adakah kejadian yang sifatnya nyata dan benar-benar terjadi tanpa mengikat waktu. Dimana kejadian yang diambil bisa yang sifatnya baru terjadi sekarang dan masa lalu. Berbeda dengan penggunaan aktual. Aktual lebih menekankan pada kejadian yang sedang hangat dibicarakan dan benar-benar terjadi oleh banyak orang. Meskipun demikian, tetap memperhatikan keterbaruan informasi. 2. Sistematis dan Logis Teks jenis ini disusun secara sistematis, atau berurutan. Sehingga memudahkan pembaca memahami apa yang dibicarakan. Perlu juga mempertimbangkan kelogisan dalam penyampaian secara tulisan. Agar tujuan persuasive ke pembaca tepat sasaran, tentu saja pendapat yang disampaikan juga sampai ke pembaca. 3. Argumentatif Hal terpenting dalam penulisan teks jenis ini adalah bersifat pendapat. Jadi, editorial sebenarnya bukan sebuah kebenaran. Melainkan bagian bentuk perspektif atau pendapat. 4. Pemilihan Diksi Tepat, Singkat dan Lugas Ciri teks jenis ini ditulis secara singkat, padat, jelas dan lugas. Tidak berbelit-belit. Editoriall dikemas dalam jumlah kata yang terbatas. Dimana penulisan menuliskan tidak terlalu panjang seperti halnya opini. 5. Permasalahan yang Diangkat Skala Nasional Adapun ciri tajuk rencana yang lain, yaitu masalah yang dibahas adalah masalah yang menjadi masalah nasional. Jadi bukan masalah lokal atau semacamnya. Prinsipnya adalah, masalah yang diangkat sesuatu hal yang memberi dampak luas kepada masyarakat. 6. Bersifat subjektif Karena sifatnya adalah argument, maka teks editorial sebenarnya bersifat subjektif dari media atau surat kabar itu sendiri. Jadi, semisal ada media yang mengangkat teks editorial yang sama, masing-masing media pasti memiliki perspektif pembahasan yang berbeda. Dari ciri-ciri teks editorial ini, setidaknya memberikan gambaran seperti apa bentuk dari tajuk rencana. Jika masih bingung, di sub bab akhir akan disertai contohnya. Baca Juga 7 Cara Praktis Menulis Esai Tanpa Ribet Struktur Teks Editorial Buat Anda yang tertarik ingin membuat editorial, di bab ini akan membahas struktur penulisan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah struktur secara umum yang bisa dicoba. 1. Pertanyaan Pendapat Struktur yang paling penting adalah menentukan pertanyaan pendapat. Pertanyaan yang diambil adalah topic yang sedang hangat dibicarakan, dan menjadi isu nasional. Selebihnya, dari segi pembahasan dan penjabarannya, kembali diserahkan oleh penulis redaktur. Agar editorial memiliki kekuatan, umumnya ditulis dengan sebuah teori yang kemudian diperkuat dengan argumen. 2. Argumentasi Argumentasi ini salah satu struktur yang memberikan kekuatan pada permasalahan yang diangkat. Secara teknis penyampiannya, argumentasi akan lebih meyakinkan apabila banyak fakta yang disampaikan, akan semakin baik jika ada pendapat ahli. 3. Pernyataan Ulang Pendapat Seperti yang disinggung sebelumnya, pendapat ahli, pernyataan umum dan fakta yang diberikan bisa diberi tekanan. Misalnya dengan memberikan pernyataan ulang pendapat, yang menegaskan bahwa bagian yang diulang adalah pesan yang penting bagi pembaca. Umumnya pernyataan ulang pendapat atau reiteration ini diletakan di bagian akhir teks. Baca Juga Instrumen Penelitian Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap Tahapan Proses Menulis Teks Editorial Jika sudah memahami pengertian fungsi serta ciri teks editorial, maka saatnya untuk praktik menulis teks editorial. Beberapa langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah 1. Pencarian ide dan topik Pilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca. Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin topik yang terbaru. 2. Seleksi dan penetapan topik Setelah mendapatkan beberapa topik, kamu bisa menyeleksinya. Kamu dapat berkoordinasi dengan tim redaksi untuk memutuskan mana topik yang relevan dan menarik. Sesuaikan topik dengan pembaca. Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan apakah 3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis Kumpulkan data untuk mendukung pendapat. Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat. sudah tepat atau belum bagi pembaca 4. Proses pelaksanaan penulisan Saatnya menulis dan menyunting teks editorial. Setelah menulis, periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca. Contoh Teks Editorial Berikut adalah contoh teks editorial atau tajuk rencana yang bisa diamati. Jika ingin contoh baru, setiap kali Anda membeli surat kabar, pasti di sana selalu ada. Karena surat kabar tanpa tajuk rencana rasanya ada yang kurang. Langkah pemerintah dalam membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 pada pekan lalu memperlihatkan bahwa pemerintah mengandalkan ketersediaan vaksin sebagai jalan keluar dari pandemi ini. Tim yang terdiri dari sederet menteri, lembaga riset, perguruan tinggi, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM akan bertugas hingga 31 Desember tahun depan. Namun terdapat sejumlah masalah mendasar dari kebijakan pemerintah tersebut. Pertama, tugas dan fungsinya dapat tumpang tindih dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah dibentuk oleh Presiden. Meskipun masih sama-sama dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartato, keberadaan tim ini berpotensi menghambat birokrasi. Apalagi masyarakat juga belum melihat hasil kerja nyata komite di lapangan. Kedua, keberadaan tim tersebut juga berpotensi berbenturan dengan tugas Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dipimpin oleh Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional. Selain menghasilkan rapid test tes cepat covid dan ventilator, konsorsium ini juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute. Sebetulnya, pemerintah bisa saja cukup menugasi konsorsium ini untuk melaksanakan instruksinya perihal percepatan pengembangan vaksin. Selain itu, ruang lingkup tim ini tidak terlalu jelas. Pembuatan vaksin yang mumpuni pastinya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan tidak boleh terburu-buru. Misalnya, masyarakat tentunya tidak mau percepatan pengembangan vaksin Merah Putih malah memicu pertanyaan dunia riset global akan kredibilitasnya yang bahkan pemerintahnya saja terkesan tidak percaya dan membentuk tim lain untuk melakukannya. Kemudian, Pemerintah seharusnya sangat paham bahwa uji klinis tahap ketiga adalah tahap paling penting dari perancangan vaksin atau obat. Uji klinis fase terakhir ini tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. AstraZeneca dan Universitas Oxford bahkan terpaksa menghentikan uji klinis buatan mereka ketika menemukan peserta uji klinis di Inggris mengalami efek samping yang serius. Sehingga, rasanya tidak akan banyak yang bisa dilakukan oleh tim nasional bentukan Presiden ini. Penegasan Ulang Daripada hanya mengandalkan vaksin saja, sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki kapasitas pengetesan dan pelacakan pasien suspect. Melalui berbagai pusat layanan kesehatan sebetulnya pemerintah dapat memperbaiki kualitas pengobatan pasien dan kesiapan tenaga medis agar angka kematian pasien COVID-19 tidak terus meningkat. Tanpa upaya terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tumpuan harapan pada satu solusi saja bisa dapat berujung pada masalah baru. Terutama jika waktu pengembangan vaksin jauh lebih lama dari apa yang dijanjikan oleh pemerintah. Pemerintah tidak boleh menyimpan semua telur dalam satu keranjang, upaya pengendalian wabah secara holistik dan ketat harus tetap dilakukan melalui berbagai sudut. Dari beberapa uraian tentang teks editorial, kini Anda sudah tahu gambaran dan secara garis besarnya. Semoga bermanfaat .
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/357
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/278
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/451
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/180
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/332
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/489
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/54
  • 8mx9qxwqzo.pages.dev/191
  • apakah dukungan yang disampaikan melalui teks editorial tersebut